Asian Spectator

Men's Weekly

.

Mengemis cinta Thor? Mengapa sulit bagi Marvel untuk menyajikan karakter _superhero_ perempuan yang 'benar' dan setara?

  • Written by Angelique Nairn, Senior Lecturer in Communication Studies, Auckland University of Technology
Mengemis cinta Thor? Mengapa sulit bagi Marvel untuk menyajikan karakter _superhero_ perempuan yang 'benar' dan setara?

Ketika pertama kali terungkap bahwa Natalie Portman akan menjadi “Thor perempuan” dalam film superhero Marvel terbaru, Thor: Love and Thunder (2022)[1], banyak penggemar yang sontak mengeluh[2] di media sosial.

Portman dianggap tidak cukup “kekar[3]”, terlalu mungil, dan secara umum bukan sosok yang diharapkan akan memerankan karakter tersebut. Setelah latihan fisik intensif dan diet tinggi protein[4] selama 10 bulan, Portman berhasil[5] “mendapatkan” tangan yang “mampu melempar palu raksasa ke kepala penjahat”.

Namun, reaksi awal terhadap peran Portman tersebut membuktikan bagaimana kesulitan yang dihadapi para pembuat film dalam merepresentasikan superhero perempuan ketika sebagain besar penontonnya yang adalah laki-laki, usia muda, kulit putih, dan cisgender.

Meningkatnya[6] jumlah perempuan yang menggemari film superhero tampaknya dianggap biasa. Tapi, menghadirkan penggambaran karakter feminis yang dapat menantang maskulinitas genre sepertinya masih menjadi tantangan.

Apa artinya ini bagi Portman dan para superhero perempuan yang telah atau akan dihadirkan? Jawabannya: sepertinya para pembuat film superhero mau tidak mau harus mendobrak sebagian pemahaman stereotip gender[7] sambil tetap mempertahankan stereotip gender itu sendiri.

Singkatnya, mereka menawarkan simbol representasi perempuan hanya agar terlihat inklusif. Kini, Portman memang lebih berotot, tapi dalam karakter tersebut ia masih disubordinasikan kepada Thor – yang diperankan Chris Hemsworth – dengan menekankan bahwa Thor adalah cinta pertama dan utamanya.

Terlihat lebih kekar namun tetap digambarkan sebagai subordinate: Natalie Portman dan Chris Hemsworth dalam film ‘Thor: Love and Thunder’. ©Marvel Studios 2022. All Rights Reserved

Jumlah superhero perempuan masih sedikit

Memang, Marvel Cinematic Universe (MCU) setidaknya telah mencoba untuk menampilkan perempuan sebagai karakter utama sebagai upaya mengadvokasi isu-isu perempuan.

Film Black Widow (2021)[8], misalnya, ikut berkontribusi[9] mendukung gerakan #Timesup dan #MeToo. Film Thor terbaru juga menyajikan eksplorasi nilai-nilai persahabatan perempuan, dibuktikan[10] dengan karakter Valkyrie – diperankan oleh Tessa Thompson – yang merasa “senang telah menemukan saudara perempuan baru”.

Tidak diragukan lagi bahwa para penonton perempuan pasti tertarik dengan karakter dua perempuan kuat ini dan cerita mereka, yang kemudian akan membangun penilaian positif terhadap genre superhero secara umum. Tapi, itu berarti lebih banyak film superhero yang perlu dibuat dengan mempertimbangkan penonton perempuan.

Read more: The witch treatment: What Dr. Strange's Wanda tells us about representations of female anger[11]

Namun, penyajian karakter perempuan semacam itu masih sangat sedikit dan jarang. Jangan lupa bahwa Marvel butuh sepuluh tahun sampai akhirnya merilis film Black Widow, terhitung sejak karakternya pertama kali diperkenalkan di Iron Man 2[12] (2010).

Dalam banyak hal, film-film Marvel terus merepresentasikan perempuan sebagai pemeran pembantu – disajikan sebagai karakter yang menderita, budak cinta, atau disubordinasikan kepada karakter laki-laki dalam film. Aktris Scarlett Johansson sempat mengkritik[13] karakternya sendiri dalam Black Widow yang ia rasa terlalu diseksualisasi.

Demikian pula dengan Scarlet Witch, salah satu anggota Avengers terkuat, karakternya dilekatkan dengan hubungan dengan laki-laki dalam hidupnya. Dalam film Dr Strange: The Multiverse of Madness[14] (2022) yang rilis baru-baru ini, ia ditampilkan sebagai karakter perempuan antagonis yang merugikan[15], tidak bisa mengontrol emosi, dan sosok ibu yang mengerikan.

Sebuah papan iklan menampilkan aktris Scarlett Johansson sebagai Black Widow: Stereotip ‘seksualisasi’ karakter perempuan. Getty Images

Stereotip yang terlalu diseksualisasi

Menyajikan karakter perempuan yang punya kekuatan super namun tetap ketergantungan pada laki-laki[16] mungkin bisa meyakinkan para laki-laki penggemar Marvel bahwa kehadiran superhero perempuan bukanlah ancaman bagi maskulinitas genre, tetapi hal itu jelas merugikan penonton perempuan.

Dalam satu studi[17], responden yang hampir semuanya perempuan diminta untuk menilai film dan novel grafis superheroes. Sebagain besar responden mengatakan mereka tidak menyukai dan menghindari karakter Catwoman[18], salah satu karakter fiksi dalam DC Comics, karena dia ditampilkan sebagai perempuan yang manipulatif dan emosional.

Read more: Captain Marvel: why female superheroes are not just for International Women's Day[19]

Penelitian lain[20] menunjukkan bahwa paparan karakterisasi ketidakberdayaan dapat menyebabkan perempuan merasa bersalah secara moralitas dan menjadi tidak puas dengan identitas mereka sendiri. Ditambah lagi, representasi seksualitas dalam karakter superhero perempuan juga dapat menurunkan kepercayaan diri perempuan terhadap tubuhnya[21].

Di sisi lain, sudah ada sejumlah protes terhadap stereotip gender[22] dalam karakterisasi superhero perempuan. The Hawkeye Initiative[23], misalnya, memparodikan sudut pandang laki-laki dalam buku komik dengan menggambarkan laki-laki mengenakan kostum dan dengan pose tubuh yang identik dengan karakter perempuan.

Reaksi laki-laki dan risiko box office

Masalah sebenarnya adalah apakah perempuan bahkan harus menantang pola representasi seperti itu. Seandainya lebih banyak film dan komik dibuat oleh perempuan untuk perempuan, mungkin representasi gender yang toksik tidak akan sebanyak sekarang.

Marvel terang-terangan membantah kritik terhadap karakter fiksi perempuan yang ditampilkannya. Presiden Marvel Studio, Kevin Feige, mengatakan[24] studio Marvel akan selalu menyajikan karakter “perempuan kuat versus perempuan single yang menderita” dan merujuk pada beberapa film dan tayangan TV superhero yang rilis baru-baru yang karakter utamanya adalah perempuan, seperti She-Hulk[25] dan Ms Marvel[26].

Read more: Superman's not the first hero to be portrayed as bisexual, but he'll bring hope to LGBTQ+ fans[27]

Sayangnya, memang kita tidak bisa membahagiakan semua pihak. Marvel telah merasakan reaksi keras dari para penggemar laki-laki fanatiknya terhadap agenda feminis yang diarahkan oleh Studio Marvel.

Film Captain Marvel[28] (2019), misalnya, disebut-sebut mengakomodasi suara feminisme[29] ke dalam Marvel Cinematic Universe, tetapi ulasan buruk dan peringkat rendah oleh penontonnya[30] masih dikaitkan dengan persepsi dan narasi politik yang tetap saja tentang tokoh perempuan.

Peneliti gender seperti Stephanie Orme[31] pernah mengkritik keras bahwa dominasi laki-laki dalam genre superhero telah membuat banyak penggemar perempuan merasa terasingkan dan tidak mampu mengubah stereotip gender, karena mereka tidak dilihat sebagai target audiens utama.

Sepertinya, tanpa adanya lebih banyak film dan komik superhero perempuan yang menceritakan kisah-kisah perempuan, genre yang berpusat pada laki-laki ini akan terus mengasingkan penonton perempuan – dan lambat laun akan kehilangan kreativitas dan potensi komersial mereka.

References

  1. ^ Thor: Love and Thunder (2022) (www.marvel.com)
  2. ^ mengeluh (www.igi-global.com)
  3. ^ kekar (www.merriam-webster.com)
  4. ^ latihan fisik intensif dan diet tinggi protein (www.news.com.au)
  5. ^ berhasil (www.independent.co.uk)
  6. ^ Meningkatnya (www.tandfonline.com)
  7. ^ mendobrak sebagian pemahaman stereotip gender (rowman.com)
  8. ^ Black Widow (2021) (www.marvel.com)
  9. ^ ikut berkontribusi (www.independent.co.uk)
  10. ^ dibuktikan (www.usatoday.com)
  11. ^ The witch treatment: What Dr. Strange's Wanda tells us about representations of female anger (theconversation.com)
  12. ^ Iron Man 2 (www.marvel.com)
  13. ^ Scarlett Johansson sempat mengkritik (www.bbc.com)
  14. ^ Dr Strange: The Multiverse of Madness (www.marvel.com)
  15. ^ yang merugikan (theconversation.com)
  16. ^ ketergantungan pada laki-laki (www.panicdiscourse.com)
  17. ^ satu studi (journals.sagepub.com)
  18. ^ Catwoman (dc.fandom.com)
  19. ^ Captain Marvel: why female superheroes are not just for International Women's Day (theconversation.com)
  20. ^ Penelitian lain (onlinelibrary.wiley.com)
  21. ^ kepercayaan diri perempuan terhadap tubuhnya (link.springer.com)
  22. ^ stereotip gender (www.tandfonline.com)
  23. ^ The Hawkeye Initiative (thehawkeyeinitiative.tumblr.com)
  24. ^ mengatakan (www.thewrap.com)
  25. ^ She-Hulk (disneyplusoriginals.disney.com)
  26. ^ Ms Marvel (www.marvel.com)
  27. ^ Superman's not the first hero to be portrayed as bisexual, but he'll bring hope to LGBTQ+ fans (theconversation.com)
  28. ^ Captain Marvel (www.marvel.com)
  29. ^ mengakomodasi suara feminisme (www.latimes.com)
  30. ^ ulasan buruk dan peringkat rendah oleh penontonnya (www.nytimes.com)
  31. ^ Stephanie Orme (www.tandfonline.com)

Authors: Angelique Nairn, Senior Lecturer in Communication Studies, Auckland University of Technology

Read more https://theconversation.com/mengemis-cinta-thor-mengapa-sulit-bagi-marvel-untuk-menyajikan-karakter-superhero-perempuan-yang-benar-dan-setara-186835

Magazine

Memilih menjadi lajang? Simak 5 tip ini untuk terus berkembang

Memasuki usia 20-30 tahun, banyak dari kita yang memasuki proses pencarian identitas dan membangun kehidupan sebagai orang dewasa. Tentunya lingkungan punya ekspektasi khusus untuk kita: menemukan cin...

Tips membangun rumah nyaman hemat energi, tanpa AC dan minim lampu

● Desain rumah ramah lingkungan bisa mengurangi konsumsi energi secara signifikan.● Cahaya matahari dan aliran udara optimal dapat membuat rumah di iklim tropis seperti Indonesia tetap nya...

Wacana gelar pahlawan Suharto: Sarat konflik kepentingan, langgengkan impunitas

Foto makro Presiden Suharto pada uang kertas Indonesia dengan nilai nominal Rp50.000 yang diterbitkan pada tahun 1993. Uang kertas edisi khusus terbuat dari plastik.Djohan Rianto/Shutterstock● M...