Asian Spectator

Men's Weekly

.

Citayam Fashion Week: bukti pentingnya kota ramah anak, bagaimana mewujudkannya?

  • Written by Luthfi T. Dzulfikar, Editor Pendidikan + Anak Muda
Citayam Fashion Week: bukti pentingnya kota ramah anak, bagaimana mewujudkannya?

Hingga kini, fenomena ‘Citayam Fashion Week[1]’ masih merajai perbincangan publik di jagat media sosial[2].

Aksi para remaja dari kawasan penyangga ibu kota – termasuk Citayam, Bojonggede, dan Depok – yang membanjiri kawasan Sudirman-Dukuh Atas di Jakarta tak hanya merebut hati masyarakat dengan gaya unik mereka, tapi juga memicu perdebatan penting terkait pembangunan kota dan ruang publik[3] yang inklusif dan ramah anak[4].

Read more: Citayam Fashion Week: mengurai munculnya subkultur fesyen jalanan para remaja pinggiran[5]

Bahkan, belum lama ini, Wakil Wali Kota Depok menyatakan keinginannnya memperlebar trotoar di daerah Margonda[6] di kotanya untuk mereplikasi kenyamanan berjalan (walkability) serupa dengan kawasan Sudirman agar para remaja tak harus jauh-jauh main ke Jakarta. Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Bandung juga memerintahkan pemerintah kotanya untuk menambah ruang publik[7] yang inklusif untuk semua golongan.

Bagaimana cara mewujudkan kota yang ramah anak, supaya keramaian ala Citayam Fashion Week tak hanya bertempat di kawasan Sudirman-Dukuh Atas, tapi juga seluruh wilayah Indonesia?

Dalam episode terbaru podcast SuarAkademia, kami berbicara dengan Rendy Diningrat, peneliti pembangunan dan ketimpangan sosial di SMERU Research Institute.

Ia menceritakan dampak dari nihilnya ruang publik bagi anak terhadap tumbuh kembang dan kesejahteraan mereka, pentingnya mendayagunakan forum anak yang inklusif dalam pembangunan kota, dan perbandingan akses taman di luar negeri termasuk Australia.

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng peneliti dan akademisi.

Authors: Luthfi T. Dzulfikar, Editor Pendidikan + Anak Muda

Read more https://theconversation.com/citayam-fashion-week-bukti-pentingnya-kota-ramah-anak-bagaimana-mewujudkannya-187450

Magazine

Riset: Sapi Indonesia punya jejak DNA banteng liar, tertinggi di sapi madura

● Sapi-sapi Indonesia punya jejak DNA banteng liar.● Sapi madura memiliki proporsi gen banteng yang paling besar.● Kekayaan genetik sapi lokal terancam hilang karena persilangan deng...

Diplomasi di persimpangan: Antara solidaritas Palestina dan kepentingan dagang dengan Israel

Pantulan gambar peserta Aksi Pro-Palestina di Jakarta pada 24 Mei 2025.Rumaisha Project/Shutterstock● Indonesia selalu mendukung kemerdekaan Palestina, tapi secara ekonomi, tak bisa lepas dari I...

Katingan Dayak bronze bells: Traces of migration or local creative expression?

The scent of tabalien wood (Eusideroxylon zwageri) and the laughter of children playing in the yard greeted me as I stepped into a wooden house in Tumbang Panggu, a remote village in Indonesia’s...