Mengapa menghentikan penelitian dan eksperimen terkait teknologi ChatGPT bukan solusi jitu
- Written by Arif Perdana, Associate Professor Digital Strategy and Data Science, Monash University
Hanya dalam waktu dua bulan sejak diluncurkan pada November 2022, ChatGPT mengakumulasi jumlah pengguna dari hanya 1 juta menjadi 100 juta pada Januari 2023. Dengan ChatGPT, manusia seakan memiliki senjata baru yang memudahkan hidup mereka, mulai dari bikin resume pekerjaan, bikin laporan, atau bahkan proposal. Semua bisa dilakukan dengan hanya memberikan intruksi di kolom perintah di aplikasi tersebut.
ChatGPT merupakan aplikasi terbaru menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)) yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan melakukan permintaan[1] (prompt engineering) untuk kemudian diwujudkan oleh teknologi.
Namun banyak kekhawatiran muncul di balik penggunaan teknologi ini. Ada kasus penyalahgunaan ChatGPT untuk praktik yang tidak berintegritas[2] di kalangan akademikus, dan kecurangan di kalangan mahasiswa[3]. ChatGPT juga bisa memfasilitasi aktivitas penipuan[4], penyebaran disinformasi[5], dan peretasan dan berbagai kejahatan siber lainnya[6].





