50 tahun film ‘Jaws’: Dari mitos hiu hewan bengis jadi pesona kehidupan laut
- Written by Gareth J. Fraser, Associate Professor of Evolutionary Developmental Biology, University of Florida

Jaws yang menjadi film (blockbuster) pertama[3] sepanjang masa itu menghantui para penonton dengan bayang-bayang kekejaman hiu. Film ini bercerita tentang hiu putih bengis yang mengintai sebuah kota wisata pesisir. Film ini memperkuat imajinasi penonton terhadap hewan buas dan menyuburkan ketakutan ekstrem terhadap perairan.
Karya Steven Spielberg ini sering kali disebut sebagai film monster (creature feature), meski tak sepenuhnya akurat. Kemunculan hiu sebagai monster dalam film Jaws tak terlalu mendominasi akibat kendala teknis dalam penggunaan hiu mekanik[4] yang amat sulit.
Namun, kemunculan hiu yang terkesan misterius justru berhasil membangun ketegangan dan ketakutan. Penonton jadi takut terhadap hal-hal yang belum diketahui. Mereka makin yakin bahwa ada monster menyeramkan di dalam lautan, sekalipun di perairan dangkal.
Pada1975, ilmuwan kelautan belum banyak mendalami soal hiu dan dunianya. Maka dari itu, masyarakat jadi gampang menelan mentah-mentah seputar mitos dan asumsi tentang hiu sebagai hewan yang bengis, haus darah, dan pembunuh kejam.
Jaws tak hanya berhasil menakuti penonton dengan bayang-bayang bahaya dari dalam air. Film ini juga berhasil menginspirasi para peneliti-peneliti lintas generasi, termasuk saya[6] untuk menelaah lautan lebih dalam lagi.
Sudah banyak sekali temuan baru tentang laut dibandingkan 50 tahun lalu. Riset saya berfokus pada kehidupan rahasia hiu, evolusi dan perkembangan mereka, dan bagaimana kita bisa mendapatkan manfaat dari penelitian tentang hewan misterius ini.
Senjata utama hiu: rahang dan gigi tajamnya
Penelitian saya[7] berfokus pada aspek paling menyeramkan dari hiu: rahang dan gigi. Saya meneliti perkembangan gigi predator puncak satu ini sejak mereka masih embrio.
Hiu tak akan kehabisan gigi-gigi pengganti sepanjang hidup mereka. Itulah mengapa gigitan mereka selalu tajam.
Mangsa bercangkang keras yang biasanya hidup di area berpasir, seperti moluska dan krustasea (terutama jenis kerang dan kepiting), bisa lebih mengikis gigi. Karena itu, hiu perlu segera mengganti gigi yang terkikis tersebut.
Proses pergantian gigi hiu dipengaruhi oleh temperatur air. Gigi hiu berganti secara berurutan seperti ban berjalan (conveyor belt). Pergantian sebaris gigi bisa memakan waktu 9 sampai 70 hari untuk hiu perawat[8] atau jauh lebih lama untuk hiu berukuran besar.
Untuk hiu putih raksasa, pergantian gigi memakan waktu sekitar 250 hari. Dalam hal inilah hiu mengungguli manusia. Kita tidak dapat menumbuhkan kembali gigi yang rusak atau terlepas.
Menariknya, gigi hiu punya kemiripan dengan gigi kita: tumbuh dari sel serta tersusun oleh gen[9] yang sama. Gigi hiu juga mempunyai jaringan keras, enamel, dan dentin[10] mirip seperti gigi manusia.
Hiu bisa jadi dapat mengajarkan para peneliti tentang bagaimana proses memperbarui gigi. Akan jadi terobosan jika peneliti dapat mengamati hiu untuk mempelajari cara menumbuhkan gigi baru manusia.
Ikan menakjubkan dengan pesona biologis
Hiu bersama spesies ikan bertulang rawan lainnya seperti pari, pari listrik, dan chimaera merupakan saksi evolusi lingkungan yang menghuni lautan Bumi sejak lebih dari 400 miliar tahun lalu[11]. Mereka sudah ada jauh sebelum manusia dan kebanyakan hewan lain hidup di planet kita. Mereka sudah wara-wiri di lautan sebelum dinosaurus muncul.
Peneliti baru-baru ini menemukan bahwa hiu memiliki berbagai kekuatan super.
Pori-pori elektroreseptif, berada di kepala dan rahang, membuat hiu memiliki kemampuan sensori yang mengagumkan. Berkat pori-pori tersebut, hiu bisa mendeteksi medan listrik lemah[12] yang dipancarkan mangsa tersembunyi.
Sisik hiu terlindungi berkat tameng yang tersusun dari gigi kecil—disebut dengan dermal denticles. Gigi-gigi kecil ini terbentuk dari zat kapur sensitif pembentuk gigi bernama dentin[13].
Komposisi ini membuat desain tubuh hiu lebih efisien di air sehingga bisa berenang dengan gesit. Para ahli biologi dan insinyur juga menggunakan “teknologi sisik hiu[14]” untuk merancang solusi hidrodinamika dan aerodinamika dalam kendaraan irit bahan bakar.
Sebagian hiu merupakan hewan biofluorescent[15]. Artinya, mereka dapat memancarkan cahaya setelah menyerap sinar biru alami. Pola warna berpendar ini menjadi tanda komunikasi visual dan teknik mengenali hiu lain dalam spesies yang sama meski dalam perairan gelap.
Hiu dapat bermigrasi[16] melintasi samudera dunia[17]. Misalnya hiu sutra[18] yang tercatat[19] bermigrasi sejauh lebih dari 27 ribu km selama 1,5 tahun. Hiu martil bahkan dapat memanfaatkan medan magnet Bumi[20] sebagai penunjuk arah.
Hiu greenland bahkan menua lebih lama sehingga dapat hidup sampai ratusan tahun[21]. Peneliti memperkirakan ada satu hiu jenis ini yang mencapai usia 392 tahun[22] dengan kemungkinan selisih lebih atau kurang dari 120 tahun.
Masih banyak sekali hal tentang hiu yang belum kita ketahui. Kami masih belum memahami betul soal proses berkembang biak dan lokasi perawatan anak-anak hiu[23]. Upaya-upaya pelestarian mulai mengarahkan tujuan pada identifikasi kembang biak hiu[24] untuk membantu pengelolaan dan perlindungan populasi mereka yang langka.
Program[25] dan aplikasi[26] pelacak hiu memungkinkan peneliti untuk belajar lebih banyak soal kehidupan hiu dan ke mana saja mereka berkelana. Pelacakan hiu ini menekankan manfaat kolaborasi internasional dan keterlibatan publik untuk menjaga populasi hiu yang terancam punah.
Hiu sedang dalam bahaya
Hiu merupakan contoh keberhasilan evolusi yang menakjubkan. Namun, mereka terancam oleh interaksi manusia dengan laut di era modern ini.
Hiu sering kali tak dipedulikan dalam industri perikanan komersial. Padahal, penangkapan ikan spesies lain secara berlebih dapat menurunkan populasi hiu secara signifikan[27].
Penurunan populasi ini juga dipengaruhi kondisi lambatnya hiu mencapai kematangan seksual[28]. Masa kematangan seksual hiu yang berukuran besar bahkan 15-20 tahun lebih lama dari hiu umumnya. Misalnya hiu greenland yang baru bisa berkembang biak pada usia 150 tahun. Pertumbuhan yang lambat, masa kehamilan yang panjang, dan struktur sosial yang kompleks membuat hiu makin sulit memulihkan diri dan rawan punah.
Contoh lainnya adalah spesies hiu dalam film Jaws yaitu hiu putih raksasa[29] (Carcharodon carcharias). Tindakan trophy hunting (memburu hewan tertentu untuk mendapatkan bagian tubuh hewan tersebut) dan industri perikanan komersial membuat jumlah hiu jenis ini menurun[30].
Menanggapi kondisi tersebut, komunitas global menempatkan hiu putih raksasa dalam perlindungan khusus[31]. Keputusan ini meningkatkan angka hiu terutama di sekitar Amerika Serikat sehingga secara global status mereka berubah dari kritis ke rentan. Namun, di Eropa dan Mediterania, hiu putih raksasa masih berstatus kritis.
Film Jaws digarap di Pulau Martha’s Vineyard di Massachusetts, Amerika Serikat. Upaya menempatkan hiu putih sebagai spesies yang dilindungi[33] di perairan federal sejak 1997 dan di Massachusetts sejak tahun 2005 berhasil meningkatkan populasi hiu tersebut. Capaian ini terlihat dari data beberapa tahun belakangan. Peningkatan populasi hiu juga terbantu oleh bertambahnya populasi anjing laut dan stok ikan yang kembali normal di area tersebut.
Kita mungkin berpikir bahwa semakin banyak hiu maka semakin tinggi peluang serangan hiu. Temuan kami mengungkap fakta menarik. Serangan hiu jarang terjadi[34], entah itu di Massachusetts atau di mana pun. Anggapan bahwa hiu merupakan makhluk yang haus darah manusia adalah mitos.
Memang ada beberapa kasus saat hiu salah mengira manusia sebagai mangsa. Peselancar atau perenang dapat terlihat mirip seperti anjing laut saat di permukaan. Ketika dalam air yang keruh, ada kemungkinan hiu akan melakukan gigitan percobaan[35] untuk memastikan apakah makhluk yang mereka targetkan memang mangsa mereka.
Namun, tetap saja, serangan semacam itu juga jarang terjadi[36].
Ketakutan irasional terhadap hiu karena menonton film Jaws sebenarnya tak berguna. Hiu sebenarnya hewan pemalu. Peluang bertemunya hiu dengan manusia sangatlah kecil, apalagi interaksi yang merugikan kita.
Perlu kita ingat bahwa ada lebih dari 500 spesies hiu[37] di lautan. Setiap spesies punya sifat yang berbeda, menyesuaikan dengan ekosistem mereka[38]. Hiu punya beragam bentuk dan ukuran serta hadir di setiap lautan, dangkal ataupun sangat dalam.
Mayoritas pertemuan manusia dengan hiu justru menakjubkan, bukan menakutkan. Hiu sebenarnya tidak peduli pada manusia. Paling jauh yang mereka rasakan adalah penasaran, bukan lapar akan daging manusia.
Di luar persoalan apakah penggemar film Jaws sudah terlepas dari mitos soal hiu, kita perlu melakukan lebih banyak upaya konservasi untuk terus melestarikan sang pelindung laut kita ini.
References
- ^ Jaws (www.britannica.com)
- ^ Universal History Archive/Universal Images Group via Getty Images (www.gettyimages.com)
- ^ (blockbuster) pertama (www.guinnessworldrecords.com)
- ^ penggunaan hiu mekanik (screenrant.com)
- ^ Bettmann Archive via Getty Images (www.gettyimages.com)
- ^ saya (scholar.google.com)
- ^ Penelitian saya (www.fraser-lab.net)
- ^ hiu perawat (www.jstor.org)
- ^ gen (www.sciencedirect.com)
- ^ dentin (www.britannica.com)
- ^ lebih dari 400 miliar tahun lalu (saveourseas.com)
- ^ medan listrik lemah (www.americanscientist.org)
- ^ dentin (doi.org)
- ^ teknologi sisik hiu (journals.biologists.com)
- ^ Sebagian hiu merupakan hewan biofluorescent (doi.org)
- ^ dapat bermigrasi (storymaps.arcgis.com)
- ^ melintasi samudera dunia (doi.org)
- ^ hiu sutra (www.npr.org)
- ^ tercatat (ghritracking.org)
- ^ memanfaatkan medan magnet Bumi (doi.org)
- ^ hidup sampai ratusan tahun (www.science.org)
- ^ usia 392 tahun (doi.org)
- ^ lokasi perawatan anak-anak hiu (doi.org)
- ^ identifikasi kembang biak hiu (theconversation.com)
- ^ Program (www.ocearch.org)
- ^ aplikasi (www.atlanticwhiteshark.org)
- ^ menurunkan populasi hiu secara signifikan (doi.org)
- ^ kematangan seksual (www.fisheries.noaa.gov)
- ^ hiu putih raksasa (www.fisheries.noaa.gov)
- ^ menurun (doi.org)
- ^ dalam perlindungan khusus (www.iucnredlist.org)
- ^ Dave Fleetham/Design Pics Editorial/Universal Images Group via Getty Images (www.gettyimages.com)
- ^ hiu putih sebagai spesies yang dilindungi (www.atlanticwhiteshark.org)
- ^ Serangan hiu jarang terjadi (www.floridamuseum.ufl.edu)
- ^ gigitan percobaan (www.floridamuseum.ufl.edu)
- ^ jarang terjadi (www.floridamuseum.ufl.edu)
- ^ lebih dari 500 spesies hiu (theconversation.com)
- ^ menyesuaikan dengan ekosistem mereka (doi.org)
Authors: Gareth J. Fraser, Associate Professor of Evolutionary Developmental Biology, University of Florida