Asian Spectator

Men's Weekly

.

Membedah stimulus ekonomi 8+4+5: Benarkah bisa menghentak denyut lemah perekonomian nasional?

  • Written by Muammar Syarif, Multiplatform Manager, The Conversation
Membedah stimulus ekonomi 8+4+5: Benarkah bisa menghentak denyut lemah perekonomian nasional?

Pemerintah resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi 2025. Langkah strategis ini diharapkan menjawab tantangan perekonomian nasional yang dihimpit dinamika global dan internal yang berkepanjangan.

Kebijakan ini tidak hanya diarahkan pada pemulihan jangka pendek, tetapi juga ditujukan untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional dalam jangka panjang.

Dalam rencana tersebut, pemerintah merancang 8 program akselerasi di tahun 2025, disusul 4 program lanjutan pada 2026, serta 5 program prioritas yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja.

Beberapa program utama meliputi program magang bagi lulusan perguruan tinggi, serta inisiatif padat karya yang diarahkan pada sektor-sektor dengan potensi penyerapan tenaga kerja tinggi, seperti pariwisata, hotel, restoran, dan kafe.

Paket stimulus ekonomi 2025 ini berusaha menjawab dua tantangan sekaligus: menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat dan menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Apakah program ini akan memberikan dampak secara maksimal kepada perekonomian Indonesia?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami membahas stimulus ekonomi ini bersama Ahmad Heri Firdaus (Heri), peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Heri melihat stimulus ini tetap punya potensi memberi dampak positif dalam jangka pendek, terutama lewat peningkatan kepercayaan pasar dan dorongan terhadap aktivitas produksi. Namun ia menyayangkan kebijakan stimulus ini “hadir” sedikit terlambat dan seharusnya bisa dikeluarkan oleh pemerintah jauh lebih cepat dibanding sekarang untuk merespon situasi ekonomi yang sedang tidak stabil.

Heri mengingatkan bahwa keberhasilan paket ini sangat bergantung pada implementasi yang tepat waktu dan efektif, di tengah tantangan yang tidak ringan seperti inflasi dan tekanan nilai tukar.

Heri juga menekankan pentingnya kebijakan jangka panjang untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. Menurutnya, kebijakan stimulus yang dikeluarkan tidak cukup untuk memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang.

Ia menyarankan pemerintah untuk juga memikirkan bagaimana bisa mendukung peningkatan daya saing dan produktivitas nasional secara jangka panjang.

Meskipun stimulus ini punya potensi untuk mendorong daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi, Heri beranggapan target pertumbuhan ekonomi yang dikejar oleh pemerintah Indonesia untuk tahun 2025 sebesar 5 persen sulit untuk dicapai. Namun ia berpendapat apabila penerapan stimulus 8+4+5 ini berjalan mulus dan tepat waktu, Indonesia memiliki modal yang cukup baik untuk memperbaiki angka pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia—ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi. Kamu bisa mendengarkan episode SuarAkademia lainnya yang terbit setiap pekan di Spotify, Youtube Music dan Apple Podcast.

Authors: Muammar Syarif, Multiplatform Manager, The Conversation

Read more https://theconversation.com/membedah-stimulus-ekonomi-8-4-5-benarkah-bisa-menghentak-denyut-lemah-perekonomian-nasional-265872

Magazine

Sakti perempuan Bali: Kekuatan penopang pariwisata yang terabaikan

Sejumlah perempuan di Bali berbaris membawa sesajen saat melakukan tradisi Mepeed di Desa Munggu, Badung.I Made Rai Yasa/Shutterstock● Perempuan, dalam budaya Bali, membawa Śakti, yakni ene...

Bergerak itu baik: Pentingnya permainan tradisional di era digital

● Penyakit tidak menular kian marak di kalangan anak muda Indonesia akibat gaya hidup sedentari dan kurang aktivitas fisik.● Permainan tradisional membuat anak aktif, sedangkan gim daring ...

Membedah stimulus ekonomi 8+4+5: Benarkah bisa menghentak denyut lemah perekonomian nasional?

Pemerintah resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi 2025. Langkah strategis ini diharapkan menjawab tantangan perekonomian nasional yang dihimpit dinamika global dan internal yang berkepanjangan. Kebi...