Asian Spectator

Men's Weekly

.

Ekspansi Scoot ke titik-titik ‘Bali baru’ mesti menjadi dorongan kompetisi maskapai nasional

  • Written by Garry Pratama, PhD Candidate in Air and Space Law at Leiden University | Assistant Professor & Researcher at Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran

● Maskapai penerbangan murah (LCC) asal Singapura, Scoot, kian ekspansif di Indonesia.

● Bertambahnya slot penerbangan dari Singapura seharusnya bisa dimanfaatkan maskapai nasional untuk ikut memperluas jaringan.

● Terlebih, saat ini pemerintah memiliki 40 bandar udara internasional yang bisa jadi modal tawar membuka rute internasional baru.

Sibuk dengan program Makan Bergizi Gratis, pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming jarang memperhatikan kebijakan sektor pariwisata.

Meski terkesan jadi ‘anak tiri’[1], potensi sektor ini tetap berdenyut.

Baru-baru ini, angin segar datang dari Scoot. Maskapai asal Singapura itu baru saja membuka empat rute langsung baru ke Indonesia[2], yakni ke Labuan Bajo, Semarang, Medan, dan Palembang.

Ekspansi Scoot ini sekaligus mengisi kekosongan slot penerbangan Jetstar Asia, yang minggat dari langit Indonesia[3] untuk merestrukturisasi[4] internalnya.

Read more: Risiko setelah Jetstar tutup rute langsung Singapura – Labuan Bajo[5]

Hal ini merupakan kabar baik bagi sektor pariwisata nasional. Pemerintah kini tinggal memoles saja titik-titik potensial ‘Bali baru’ lewat promosi dan peningkatan konektivitas.

Scoot mencoba jadi penguasa Asia Tenggara

Jetstar Asia[6] menghentikan operasi 16 rute penerbangan mereka secara permanen per 31 Juli 2025.

Penutupan maskapai ini awalnya membawa sinyal buruk bagi pariwisata Indonesia. Sebab, salah satu rute yang ditutup adalah penerbangan langsung dari Singapura ke Labuan Bajo dan Medan.

Tapi ternyata, slot kosong tersebut langsung diambil oleh Scoot. Meski sempat ada kekosongan sebentar karena urusan administrasi perizinan.

Dalam pengumumannya, Scoot[7] juga sudah membeberkan estimasi biaya penerbangannya[8] sebagai berikut:

● Rute Singapura – Labuan Bajo akan dilayani mulai 21 Desember 2025 dengan harga tiket US$170 atau Rp2,8 juta tanpa promo.

● Singapura – Semarang mulai 23 Desember 2025 dengan harga tiket US$125 atau Rp2 juta.

● Singapura – Palembang mulai 15 Januari 2026 dengan harga tiket US$129 atau Rp2,1 juta.

● Singapura – Medan mulai 1 Februari 2026 dengan harga tiket US$108 atau Rp1,8 juta.

Rute Palembang dan Semarang bukan merupakan rute baru yang dilayani Scoot. Maskapai tersebut pernah melayani rute ini, tapi berhenti sekitar tiga tahun lalu.

Sedangkan rute Labuan Bajo dan Medan adalah rute baru yang sebelumnya dilayani Jetstar Asia. Rute ini menyimpan potensi besar peningkatan pariwisata[9] Indonesia kala peak season pada akhir dan awal tahun.

Namun, untuk menyambut peluang itu, maskapai nasional tentu tidak bisa berpangku tangan. Scoot memberi sinyal ingin menguasai segmen penerbangan murah/ low cost carrier (LCC) di Asia Tenggara[10].

Menjelang musim liburan akhir tahun 2025, Scoot sudah mengumumkan bersiap memperebutkan penumpang lintas Asia Tenggara.

Selain ekspansi titik baru ke Indonesia[11], Scoot siap meningkatkan intensitas penerbangan di titik-titik ramai seperti Thailand, Filipina, Malaysia, hingga Laos.

Sejak awal mula operasinya pada 2012, performa Scoot terus menanjak dan menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama di penerbangan regional.

Read more: Menilik potensi jumbo pariwisata musik nasional[12]

Scoot saat ini bisa dikatakan menjadi maskapai LCC tersibuk nomor 2 di Asia Tenggara, berada tepat di bawah Air Asia dari Malaysia. Keduanya meninggalkan nama-nama maskapai senior di Indonesia seperti Lion Air dan Citilink.

Picu semangat ekspansi maskapai nasional

Setelah resmi mendapat lampu hijau dari Kementerian Perhubungan, Scoot resmi memperluas jaringannya di Indonesia.

Dari sisi kebijakan udara, pembukaan rute ini mencerminkan pemanfaatan traffic rights dan akses pasar (market access) berdasarkan perjanjian yang sudah disepakati kedua negara.

Namun, tentu saja pemerintah perlu memastikan prinsip timbal balik berjalan. Artinya, seharusnya bukan hanya maskapai Singapura yang menikmati akses rute ke Indonesia.

Read more: Ingin pariwisata lebih berkelanjutan? Ini 5 cara yang bisa dilakukan desa wisata[13]

Traffic rights dan market access penerbangan langsung seharusnya juga dapat dinikmati oleh maskapai-maskapai Indonesia, seperti Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, dan Indonesia Air Asia untuk dapat memperluas operasi internasionalnya ke pasar Singapura.

Ekspansi Scoot ke titik-titik ‘Bali baru’ mesti menjadi dorongan kompetisi maskapai nasional
Maskapai LCC Citilink yang juga anak perusahaan Garuda Indonesia merupakan salah satu jagoan maskapai nasional untuk didorong meningkatkan ekspansinya ke luar negeri. GingChen/ Shutterstock.com[14]

Maskapai-maskapai tersebut termasuk designated airlines[15] dalam instrumen ASEAN Open Skies, seri perjanjian-perjanjian multilateral antar negara Asia Tenggara untuk meliberalisasi penerbangan di kawasan.

Berikut frekuensi penerbangan[16] yang akan dilayani Scoot:

● Singapura – Labuan Bajo dengan frekuensi dua kali per minggu menggunakan pesawat jenis Embraer E190-E2

● Singapura – Semarang dengan frekuensi bertahap tiga kali per minggu yang kemudian menjadi empat kali per minggu menggunakan Airbus A320

● Singapura – Palembang juga empat kali per minggu dengan Embraer E190-E2

● Singapura – Medan menjadi rute yang paling sibuk karena dilayani setiap hari menggunakan pesawat Airbus A320

Rute-rute ini seharusnya bisa menjadi peluang bagi maskapai Indonesia untuk membuka layanan serupa. Jika didukung pemerintah, maskapai nasional bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bersaing secara sehat dan memperkuat posisi di pasar regional.

Butuh sokongan pemerintah

Peran pemerintah sangat penting dalam mengoordinasikan jadwal dan frekuensi penerbangan dengan otoritas Singapura, agar sesuai kapasitas bandara.

Kabar baiknya, Indonesia kini memiliki pasokan bandara yang bisa ditawarkan kepada Singapura dan mitra di Asia Tenggara lainnya.

Ekspansi Scoot ke titik-titik ‘Bali baru’ mesti menjadi dorongan kompetisi maskapai nasional
Saat ini ada 40 bandara internasional[17] yang tersebar di seluruh Indonesia dan akan terus bertambah di masa depan. Titik-titik ini bisa meningkatkan posisi tawar Indonesia kepada calon mitra government-to-government (g2g) untuk saling membuka jalur udara komersialnya. Namun, meski pasokan udara internasional sudah cukup tersedia, kesuksesannya tergantung pada kesiapan internal para badan usaha maskapai itu sendiri. Read more: Hotel syariah: Potensi jumbo, sertifikasi nasional perlu ditinjau ulang[18] Maskapai-maskapai nasional harus mampu bersaing[19] dari segi investasi bisnis dan peningkatan pelayanan penumpang agar dapat kompetitif. Tanpa kesiapan yang matang, berkah pertumbuhan pariwisata kelak berpotensi tidak dinikmati maskapai nasional.

References

  1. ^ terkesan jadi ‘anak tiri’ (wisata.viva.co.id)
  2. ^ empat rute langsung baru ke Indonesia (www.straitstimes.com)
  3. ^ minggat dari langit Indonesia (finance.detik.com)
  4. ^ merestrukturisasi (www.qantasnewsroom.com.au)
  5. ^ Risiko setelah Jetstar tutup rute langsung Singapura – Labuan Bajo (theconversation.com)
  6. ^ Jetstar Asia (theconversation.com)
  7. ^ Scoot (www.flyscoot.com)
  8. ^ estimasi biaya penerbangannya (www.straitstimes.com)
  9. ^ peningkatan pariwisata (www.travelandtourworld.com)
  10. ^ (LCC) di Asia Tenggara (www.straitstimes.com)
  11. ^ ekspansi titik baru ke Indonesia (www.straitstimes.com)
  12. ^ Menilik potensi jumbo pariwisata musik nasional (theconversation.com)
  13. ^ Ingin pariwisata lebih berkelanjutan? Ini 5 cara yang bisa dilakukan desa wisata (theconversation.com)
  14. ^ GingChen/ Shutterstock.com (www.shutterstock.com)
  15. ^ designated airlines (asean.org)
  16. ^ frekuensi penerbangan (indoaviation.asia)
  17. ^ 40 bandara internasional (money.kompas.com)
  18. ^ Hotel syariah: Potensi jumbo, sertifikasi nasional perlu ditinjau ulang (theconversation.com)
  19. ^ harus mampu bersaing (www.kompas.id)

Authors: Garry Pratama, PhD Candidate in Air and Space Law at Leiden University | Assistant Professor & Researcher at Universitas Padjadjaran, Universitas Padjadjaran

Read more https://theconversation.com/ekspansi-scoot-ke-titik-titik-bali-baru-mesti-menjadi-dorongan-kompetisi-maskapai-nasional-268669

Magazine

Rezim Prabowo: Politik maskulin paternalistik, kesetaraan gender hanya omon-omon

Seorang perempuan dari kalangan Aliansi Perempuan Indonesia melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada 3 September 2025.AnharRizki/Shutterstock● Logika politik maskulin dan...

Pelaksanaan MBG justru mengganggu tata kelola gizi di Indonesia

● Indonesia telah berupaya membangun kembali tata kelola gizi berorientasi pangan lokal, bergizi seimbang, dan beragam.● Kehadiran MBG justru mengganggu perkembangan tata kelola gizi selam...

Setelah temuan parasetamol di Teluk Jakarta, riset temukan obat diabetes terdeteksi di sungai ibu kota

● Obat diabetes metformin terdeteksi di Sungai Angke, Jakarta.● Metformin berdampak negatif terhadap organisme air dan bisa kembali ke manusia lewat rantai makanan.● Sayangnya, limba...