Akibat sanksi Barat, mata uang Rusia justru makin kuat dibandingkan sebelum perang
- Written by Kirill Shakhnov, Lecturer in Economics, University of Surrey
Pada hari-hari awal ketika Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 dan dikenai sanksi oleh Barat, nilai mata uang Rusia, rubel, ambruk. Nilai rubel ringsek dari 78 menjadi 138 rubel per dolar Amerika Serikat (AS). Perubahan ini sangat signifikan dalam dunia pertukaran valuta asing (foreign exchange/forex) dan menimbulkan horor bagi mereka yang memiliki kekayaan dalam bentuk rubel.
Semenjak itu, pemberian sanksi terus bergulir dan perang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda usai.
Banyak komentator mengira bahwa rubel akan terus melemah. Namun ternyata, mata uang tersebut justru menguat dibandingkan dengan saat perang dimulai. Satu dolar AS (Rp 14.860) kini dihargai 57 rubel, nilai tukar terbaik selama empat tahun.
Rubel vs. AS dolar