Asian Spectator

Men's Weekly

.

_Pride Month_: mengapa kelompok LGBTQ belum bebas dari diskriminasi dan persekusi?

  • Written by Nurul Fitri Ramadhani, Editor, The Conversation Indonesia
_Pride Month_: mengapa kelompok LGBTQ belum bebas dari diskriminasi dan persekusi?

Kelompok minoritas gender dan seksual – Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Queer (LGBTQ) memperingati bulan Juni setiap tahun – sebagai Pride Month [1]atau Bulan Kebanggaan.

Momen ini biasanya digunakan oleh kelompok LGBTQ untuk mengekspresikan identitas gender dan seksual mereka. Tujuannya untuk membangun kesadaaran masyarakat akan pentingnya kebebasan berekspresi dan pemenuhan hak-hak asasi kelompok minoritas.

Perayaan Pride Month biasanya dilakukan melalui beragam acara[2], termasuk parade, pawai, maupun aksi damai menuntut penghapusan diskriminasi berbasis gender.

Sayangnya, di Indonesia, kelompok minoritas gender dan seksual justru menghadapi pola diskriminasi yang semakin intens, bahkan di dunia maya. Kehidupan LGBTQ – termasuk di media sosial – di Indonesia makin terancam.

Irwan Martua Hidayana, Asisten Profesor dari Departemen Antropologi, Universitas Indonesia, mengatakan bahwa salah satu faktor terbesar menguatnya sentimen anti-LGBTQ adalah narasi agama yang hanya mengakui heteroseksual sebagai satu-satunya orientasi seksual yang “normal”.

Terlebih lagi, pemerintah juga ikut-ikutan menjadi pelaku diskriminasi terhadap kelompok LGBTQ, terutama menjelang tahun-tahun politik. Banyak politisi yang memanfaatkan isu LGBTQ sebagai alat untuk mendulang suara pemilih.

Dalam episode ini, kami berdiskusi lebih lanjut dengan Irwan tentang situasi yang dialami kelompok minoritas gender dan seksual di Indonesia, apa sebenarnya yang mereka harapkan, dan bagaimana seharusnya sikap pemerintah serta para pembuat kebijakan.

Dengarkan obrolan lengkapnya di SuarAkademia - ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

References

  1. ^ Pride Month (www.idntimes.com)
  2. ^ melalui beragam acara (www.dw.com)

Authors: Nurul Fitri Ramadhani, Editor, The Conversation Indonesia

Read more https://theconversation.com/pride-month-mengapa-kelompok-lgbtq-belum-bebas-dari-diskriminasi-dan-persekusi-185771

Magazine

Fasilitas umum kerap rusak saat demo: Bagaimana taksiran kerugiannya?

● Aksi unjuk rasa atau demonstrasi sudah jadi makanan sehari-hari bagi pejabat negara dan instansi Pemerintahan.● Tak jarang aksi demo berujung pada bentrokan yang merusak fasilitas umum.&...

Remaja ‘fatherless’ lebih rentan merokok: Kehadiran ayah sangat penting bagi anak

● Ketidakhadiran sosok ayah (fatherless) berdampak signifikan dalam membentuk ketahanan psikologis dan perilaku anak.● Salah satu dampak negatif fatherless bisa tingkatkan risiko remaja me...

Integrasi pengetahuan lokal sebagai solusi iklim: Belajar dari masyarakat adat Bayan di Lombok

● Masyarakat adat Bayan di Lombok Utara, NTB, punya Wariga sebagai sistem pengetahuan alam yang presisi.● Ada juga arsitektur Bale Bayan yang terbukti tahan gempa dan sistem ‘awiq-aw...