Asian Spectator

Men's Weekly

.

Quiet quitting : pentingnya menjaga kesehatan mental di tempat kerja

  • Written by Muammar Syarif, Podcast Producer
Quiet quitting : pentingnya menjaga kesehatan mental di tempat kerja

Fenomena quiet quitting[1] sedang ramai diperbincangkan. Tren untuk bekerja sesuai ekspektasi minimum ini viral di seluruh platform sosial media.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Deloitte[2] menunjukkan bahwa anak muda mencari fleksibilitas dan makna dari pekerjaan yang mereka jalani. Banyak profesional muda kini menolak “hidup untuk bekerja”.

Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa work life balance juga memiliki hubungan dengan kesehatan mental di berbagai jenis pekerjaan[3].

Apakah kesehatan mental pekerja adalah hal yang perlu diperhatikan khusus? Mengapa tren quiet quitting ini menjadi perbincangan di kalangan pekerja?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Annisa Miranty Nurendra, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dosen prodi psikologi bidang keilmuan psikologi industri dan organisasi dari Universitas Islam Indonesia.

Menurut Annisa, perusahaan seharusnya memperhatikan kesehatan mental para pekerjanya sesuai dengan petunjuk dari International Labour Organization (ILO)[4].

Ia menekankan bahwa menjaga kesehatan mental ditempat kerja adalah hal yang penting dan adanya hubungan antara kesehatan mental pegawai dengan produktifitas di tempat kerja.

Simak episode selengkapnya di SuarAkademia - ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

References

  1. ^ quiet quitting (www.theguardian.com)
  2. ^ Deloitte (www2.deloitte.com)
  3. ^ di berbagai jenis pekerjaan (www.tandfonline.com)
  4. ^ International Labour Organization (ILO) (www.ilo.org)

Authors: Muammar Syarif, Podcast Producer

Read more https://theconversation.com/quiet-quitting-pentingnya-menjaga-kesehatan-mental-di-tempat-kerja-190240

Magazine

Riset: Remaja perempuan yang bepergian sendiri hadapi risiko dan tekanan mental lebih besar

Seorang perempuan berjalan melintasi jembatan pejalan kaki di lingkungan perkotaan.Spjuntak/Shutterstock● Remaja perempuan merasa lebih tidak aman dalam menjelajahi ruang-ruang kota ketimbang re...

Hidup dan mati di tengah ironi ketimpangan infrastruktur Indonesia

(Dompet Dhuafa)● Infrastruktur tak sekadar benda mati, tapi jadi cerminan perlakuan negara.● Ketimpangan dan penyelewengan memicu bertumpuknya emosi sehingga memengaruhi sikap rakyat terha...

AI makin jago berhitung, guru perlu ajarkan matematika secara kritis

● Pengajaran matematika di Indonesia masih berfokus pada hafalan rumus, bukan penalaran konseptual.● Pendidikan matematika perlu lebih menekankan pada pemahaman, kreativitas, dan pemecahan...