Apakah bioteknologi berdampak negatif terhadap lingkungan? 3 dari 5 ahli mengatakan tidak
- Written by Robby Irfany Maqoma, Environment Editor
Istilah bioteknologi mungkin terdengar sepintas sebagai sebutan yang rumit. Padahal, dia sudah hadir sejak lama dan dekat dengan keseharian kita.
Tengoklah contoh tempe. Makanan berbahan baku kedelai ini merupakan hasil dari penggunaan bioteknologi bidang pangan. Tempe diproduksi menggunakan kedelai hasil rekayasa genetik Amerika Serikat[1].
Para pelaku industri pangan percaya bahwa tempe dan produk rekayasa genetik lainnya adalah solusi untuk masalah pertanian dan ketahanan pangan.
Bioteknologi dalam bidang pertanian juga diyakini menjadi solusi untuk menjaga tanaman-tanaman pangan dari serangan hama.
Dalam bidang lingkungan, bioteknologi dapat diterapkan untuk menjaga kelestarian tanaman terancam punah[2]. Pembuatan daging hasil bioteknologi pun dipercaya mampu menurunkan emisi global[3]. Sebab, daging kultivasi bisa menggantikan peran peternak hewan yang berarti mengurangi penggunaan lahan, gas rumah kaca, dan limbah.
Namun demikian, perdebatan seputar etika bioteknologi kalangan ilmuwan masih belum selesai.
Sebuah makalah riset CRISPR[4] yang dipublikasikan pada 2017 lalu membawa kabar baik sekaligus mengkhawatirkan di dunia sains. Teknologi molekuler itu berhasil digunakan untuk memperbaiki mutasi pembawa penyakit pada embrio manusia.
Riset ini membawa kabar penting pada cara penggunaan CRISPR dalam meningkatkan kesuksesannya. Meski demikian, studi ini mengundang perdebatan etis karena melibatkan embrio manusia dalam risetnya[5].
Dalam masa penuh ketidakpastian iklim, situasi ini mengantarkan kita pada pertanyaan: adakah dampak negatif dari bioteknologi terhadap lingkungan?
References
- ^ kedelai hasil rekayasa genetik Amerika Serikat (theconversation.com)
- ^ menjaga kelestarian tanaman terancam punah (theconversation.com)
- ^ mampu menurunkan emisi global (theconversation.com)
- ^ makalah riset CRISPR (www.nature.com)
- ^ mengundang perdebatan etis karena melibatkan embrio manusia dalam risetnya (theconversation.com)
- ^ CC BY-ND (creativecommons.org)
Authors: Robby Irfany Maqoma, Environment Editor