Biarkan anak-anak bermain, mereka butuh kebebasan untuk berkembang
- Written by Brendon Hyndman, Associate Dean (Academic), Faculty of Arts and Education, Charles Sturt University

Semua orang pasti tahu apa itu bermain. Kegiatan yang umum dilakukan anak-anak[1] ini bisa berupa aktivitas dan perilaku spontan secara bebas.
Anak-anak punya banyak cara untuk bermain, seperti mengeksplorasi gerakan, membangun sesuatu, menciptakan permainan, menggunakan imajinasi, atau berkejar-kejaran dengan teman di taman bermain.
Konvensi PBB tentang Hak Anak[2] mengakui bahwa bermain adalah hak asasi setiap anak. Sayangnya, aktivitas ini kini mulai hilang. Berbagai studi global[3], di seluruh[4] lintas usia[5], telah mengonfirmasi bahwa jumlah anak-anak yang bermain di luar ruangan terus menurun selama beberapa dekade terakhir.
Padahal, bermain secara bebas terbukti meningkatkan perkembangan kognitif,[7] sosial,[8] serta fisik[9] anak. Menyediakan beragam pilihan permainan, akses yang mudah, serta batasan yang lebih longgar bisa mendorong anak-anak lebih aktif terlibat[10] dalam aktivitas fisik bersama teman sebaya sesuai imajinasi mereka.
Read more: Cara terbaik dan murah jaga kesehatan anak: ajak mereka bermain di luar rumah[11]
Bermain mulai punah
Riset di berbagai negara[12] menunjukkan aktivitas aktif atau mandiri[13] anak-anak terus menurun[14] selama dua dekade terakhir.
Para peneliti menyebut permainan anak dalam kondisi “terancam punah”[15], dan bahkan sudah “punah”[16]. Penyebabnya beragam, mulai dari meningkatnya penggunaan gawai elektronik, kekhawatiran orang tua untuk melindungi anak-anak dari orang asing, lalu lintas, polusi, hingga perundungan.
Penelitian menunjukkan[17] penyebab permainan anak terancam punah adalah karena rendahnya kesadaran akan pentingnya bermain, besarnya tekanan pada anak-anak untuk berprestasi di kelas, dan banyaknya batasan dalam bermain. Jadwal pekerjaan orang tua yang padat serta banyaknya kegiatan ekstrakurikuler anak-anak, juga ikut mengurangi waktu bermain.
Para orang tua melaporkan[18] bahwa anak-anak mereka lebih jarang bermain di luar ruangan dibanding saat mereka masih kecil. Para orang tua juga merasa anak-anak sekarang lebih jarang[19] berjalan kaki dan bersepeda ke sekolah atau bermain-main sepulang sekolah.
Orang tua pun cenderung lebih banyak mendampingi anak-anaknya, mulai dari mengantar mereka ke sekolah, memantau aktivitas di luar rumah, mengawasi mereka di lingkungan sekolah. Mereka bahkan memilih menjaga mereka tetap di dalam rumah demi keamanan.
Lebih dari setengah[20] populasi dunia kini tinggal di perkotaan. Di perkotaan, kesempatan bermain di luar ruangan semakin kecil karena minimnya ruang terbuka alami[21].
Mengapa bermain itu penting
Anak-anak sekarang memiliki lebih sedikit kesempatan untuk berinteraksi[22] dengan alam. Padahal, kontak langsung dengan alam[23] bisa meningkatkan kreativitas anak, meningkatkan suasana hati, menurunkan stres, meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan aktivitas fisik, dan meningkatkan fokus.
Bermain di alam[24] juga penting untuk menyeimbangkan paparan anak terhadap teknologi. Selain itu, dengan terhubung dengan alam sejak dini, anak-anak akan lebih mampu menghargai dan menjaga lingkungan di masa depan.
Read more: Apa itu _playdate_ dan manfaatnya bagi anak dan orang tua?[25]
Di tingkat sekolah dasar, anak-anak menghabiskan sekitar 30 jam per minggu di sekolah dan memiliki lebih dari 4 ribu jam waktu istirahat[26]. Ketika ruang bermain di rumah dan ruang publik semakin terbatas, sekolah[27] menjadi tempat terbaik bagi anak-anak untuk memenuhi kebutuhan bermain.
Bagaimana sekolah dapat mendukung permainan
Penelitian menunjukkan[28] bahwa menghadirkan benda-benda sederhana seperti kotak, pipa, dan papan kayu di taman bermain sekolah bisa mendorong anak-anak bekerja sama. Mereka akan saling bertukar ide dan memecahkan masalah dengan membangun, mengamati, merancang, dan belajar bersama.
Menyediakan lebih banyak pilihan bermain di luar ruangan bagi anak-anak membuat mereka tertantang secara intelektual[29]. Mereka pun dapat terlibat dalam menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan ruang-ruang tersebut.
Jika peralatan bermain—seperti bola, tongkat pemukul, dan balok—tidak tersedia, anak-anak masih bisa menggunakan apa yang disediakan alam, seperti ranting, daun, batu, bulu, kelopak bunga, lumpur, dan pasir.
Keragaman objek luar ruangan dan fiturnya[30] menawarkan beragam bentuk, ukuran, dan lokasi yang dapat digunakan anak-anak untuk menemukan, mengeksplorasi, dan menciptakan permainan. Objek-objek bermain ini sebaiknya tidak bersifat tetap agar dapat merangsang daya eksplorasi, kreativitas dan penemuan baru anak-anak.
Bagaimana tiga sekolah di Inggris meningkatkan taman bermain melalui bahan bermain alami dan lanskap.Kesempatan bermain yang baru dan menyegarkan penting bagi anak-anak. Agar sekolah dan orang tua bisa memaksimalkan permainan anak-anak, lingkungan bermain harus mencakup[31]:
- Ruang untuk berpikir, agar anak-anak sekolah bisa mengeksplorasi ide, belajar, dan tertantang secara intelektual.
- Ruang untuk bertindak, agar anak-anak sekolah bisa belajar mengambil risiko, menghadapi tantangan bermain, dan mengembangkan diri secara fisik.
- Ruang untuk menjadi diri sendiri, agar anak-anak sekolah tak terkungkung dinding kelas atau aturan, regulasi, dan rutinitas yang terlalu membatasi.
- Ruang untuk merasa, agar anak-anak sekolah dapat mengeksplorasi dunia dengan pancaindra mereka dan bermain dengan beragam warna dan fitur.
Australia[32] adalah salah satu contoh negara yang mengakui pentingnya bermain dan pembelajaran di luar ruangan[33] dalam kurikulum mereka. Memastikan anak-anak dapat mengakses permainan luar ruangan yang berkualitas akan membantu menyelaraskan[34] tujuan kurikulum nasional dengan dunia anak-anak.
References
- ^ Kegiatan yang umum dilakukan anak-anak (www.journalofplay.org)
- ^ Konvensi PBB tentang Hak Anak (ipaworld.org)
- ^ Berbagai studi global (www.sciencedirect.com)
- ^ di seluruh (eric.ed.gov)
- ^ lintas usia (onlinelibrary.wiley.com)
- ^ Patrick Foto/shutterstock (www.shutterstock.com)
- ^ kognitif, (www.tandfonline.com)
- ^ sosial, (ro.ecu.edu.au)
- ^ fisik (www.springer.com)
- ^ anak-anak lebih aktif terlibat (link.springer.com)
- ^ Cara terbaik dan murah jaga kesehatan anak: ajak mereka bermain di luar rumah (theconversation.com)
- ^ berbagai negara (www.sciencedirect.com)
- ^ aktif atau mandiri (www.sciencedirect.com)
- ^ terus menurun (www.tandfonline.com)
- ^ “terancam punah” (www.tandfonline.com)
- ^ “punah” (esajournals.onlinelibrary.wiley.com)
- ^ Penelitian menunjukkan (esajournals.onlinelibrary.wiley.com)
- ^ melaporkan (journals.sagepub.com)
- ^ merasa anak-anak sekarang lebih jarang (www.tandfonline.com)
- ^ setengah (data.worldbank.org)
- ^ alami (www.sciencedirect.com)
- ^ kesempatan untuk berinteraksi (www.sciencedirect.com)
- ^ kontak langsung dengan alam (www.mdpi.com)
- ^ Bermain di alam (www.mdpi.com)
- ^ Apa itu _playdate_ dan manfaatnya bagi anak dan orang tua? (theconversation.com)
- ^ 4 ribu jam waktu istirahat (www.springer.com)
- ^ sekolah (www.journalofplay.org)
- ^ menunjukkan (ro.ecu.edu.au)
- ^ tertantang secara intelektual (link.springer.com)
- ^ Keragaman objek luar ruangan dan fiturnya (www.tandfonline.com)
- ^ lingkungan bermain harus mencakup (www.tandfonline.com)
- ^ Australia (www.australiancurriculum.edu.au)
- ^ pembelajaran di luar ruangan (www.australiancurriculum.edu.au)
- ^ membantu menyelaraskan (www.tandfonline.com)
Authors: Brendon Hyndman, Associate Dean (Academic), Faculty of Arts and Education, Charles Sturt University
Read more https://theconversation.com/biarkan-anak-anak-bermain-mereka-butuh-kebebasan-untuk-berkembang-261185