Asian Spectator

Men's Weekly

.

Jangan mati di kota besar: Akses sulit, biaya pun mahal

  • Written by Muhammad Anwar, Peneliti, Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS)
Jangan mati di kota besar: Akses sulit, biaya pun mahal

● Tingginya biaya proses pemakaman di kota besar menjadi beban bagi warga kelas menengah ke bawah.

● Total biaya sebelum pemakaman, saat penguburan dan pasca-pemakaman bisa mencapai puluhan juta rupiah.

● Kolaborasi sosial antara kelompok masyarakat sipil, relawan dan sektor swasta dapat menjadi solusi.

Belum selesai derita masyarakat menengah ke bawah di Indonesia atas sulitnya akses terhadap kepemilikan tempat tinggal, ketika meninggal dunia pun banyak yang sulit mengakses pemakaman.[1]

Di wilayah urban padat penduduk seperti Jabodetabek, tingginya biaya pemakaman–mulai dari proses pemandian, pengkafanan, transportasi, hingga penguburan–sering kali menjadi beban berat, terutama bagi keluarga miskin.

Bayangkan, keluarga yang sedang berduka dan dirundung kesedihan masih harus menghadapi dilema mencari dana segera agar bisa melakukan prosesi pemakaman anggota keluarganya.

Read more: Melek kematian: mengapa penting bicara tentang kematian[2]

Tak jarang, pada akhirnya banyak yang memilih prosesi yang jauh dari kata layak karena keterbatasan biaya, seperti makam tumpuk atau letak blok makam yang jauh dari akses jalan setapak.

‘Mahalnya’ meninggal dunia di kota besar

IDEAS melakukan simulasi biaya yang dibutuhkan untuk prosesi pemulasaran jenazah di Jabodetabek pada tahun 2025. Prosesnya secara garis besar bisa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu sebelum pemakaman, saat pemakaman, dan pascapemakaman.

Proses pemakaman umumnya terdiri dari beberapa kegiatan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, termasuk untuk menyewa lahan kuburan.
Beberapa warga menggotong jenazah untuk dikuburkan setelah diturunkan dari mobil jenazah milik Dinas Pertamanan dan Kehutanan Kota Jakarta di TPU Tanah Kusir. Dont Forget Remember Me/Shutterstock[3]

Seluruh proses tersebut menuntut sejumlah biaya yang biasanya mencapai jutaan, bahkan puluhan juta, tergantung dari fasilitas yang digunakan, lokasi pemakaman, dan adat keluarga.

1. Sebelum pemakaman

Tahap ini dimulai dari pengurusan administrasi kematian di kelurahan atau desa yang biasanya gratis.

Namun, pemulasaran jenazah seperti memandikan, mengafani, dan menyiapkan jenazah membutuhkan perlengkapan seperti kain kafan, bunga rampai, kapas, minyak wangi, serta sabun khusus. Ini bisa memakan biaya Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Petugas pemulasaran biasanya diberi imbalan sukarela Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.

Transportasi jenazah dengan mobil jenazah milik masjid atau lingkungan bisa saja gratis, tapi tidak selalu bisa tersedia saat itu juga. Sementara jika menggunakan jasa penyewaan ambulans dari pihak jasa swasta, biayanya berkisar Rp300 ribu hingga Rp1 juta, apalagi jika jaraknya antarkota.

Total biaya pada tahap prapemakaman ini rata-rata Rp1 juta hingga Rp4 juta. Mungkin bisa lebih rendah jika seluruhnya ditangani oleh relawan masjid atau yayasan. Namun, tidak semua warga seberuntung itu.

2. Saat pemakaman

Saat pemakaman, biaya sangat bergantung pada jenis Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan status kepemilikan lahan.

Di Bogor[4], Tangerang[5], dan Bekasi[6], pemakaman di TPU desa bisa gratis atau dikenakan retribusi berdasarkan Peraturan Daerah (Perda), yakni Rp200 ribu hingga Rp1 juta.

Di Jakarta, biaya retribusi sewa penggunaan lahan makam[7] bervariasi, tergantung lokasi tiap petak. Semakin mudah makam untuk diakses seperti dekat pintu masuk makam atau di pinggir akses jalan, biayanya semakin mahal.

Tarif untuk sewa tanah makam selama tiga tahun di Jakarta paling tinggi sebesar Rp100 ribu dan yang paling rendah Rp40 ribu.

Film dokumenter “Mati di Ibu Kota Mahal” (2013) yang memotret mahalnya biaya kematian di perkotaan.

Sementara itu, TPU swasta atau wakaf pribadi sering menetapkan tarif lebih tinggi, mulai dari Rp3 juta hingga Rp15 juta untuk hak pakai lahan, belum termasuk biaya gali makam yang berkisar Rp300 ribu hingga Rp800 ribu.

Tenda, kursi, dan sound system bisa dipinjam gratis dari masjid atau rukun warga (RW). Kadang ada biaya sewa komersial antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta.

Papan nisan sederhana bisa didapat dengan harga Rp50 ribu hingga Rp100 ribu, sedangkan model permanen dengan marmer atau granit bisa mencapai jutaan rupiah.

Rata-rata, tahap pemakaman ini memakan biaya Rp1 juta hingga Rp5 juta di TPU publik, dan bisa mencapai puluhan juta jika menggunakan TPU premium atau swasta.

3. Pasca-pemakaman

Setelah proses pemakaman selesai, sebagian besar keluarga melaksanakan prosesi doa atau berkumpul bersama.

Biaya pemakaman di Jakarta bisa sangat mahal, mencapai jutaan rupiah. Ini sangat membebani warga yang kekurangan secara finansial.
Seorang perempuan dan anaknya sedang berdoa di depan sebuah makam di Jakarta. James Suherman/Shutterstock[8]

Untuk penganut agama Islam, misalnya, umumnya melaksanakan tahlilan, mulai dari hari pertama hingga hari ketujuh, lalu berlanjut ke peringatan 40 hari, 100 hari, bahkan haul tahunan.

Untuk tahlilan sederhana di rumah dengan hidangan ringan, biaya yang perlu dikeluarkan berkisar Rp500 ribu hingga Rp2 juta, sementara tahlilan skala besar dengan konsumsi ratusan orang bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Jika keluarga melakukan perawatan makam tahunan seperti membersihkan area, menanam bunga, mengecat nisan, biayanya bisa Rp500 ribu hingga Rp2 juta per tahun. Bila diputuskan untuk membuat makam permanen dengan konstruksi bata atau keramik, biaya bisa melompat ke Rp5 juta hingga Rp10 juta.

Secara keseluruhan, biaya kematian di Jabodetabek untuk prosesi sederhana di TPU publik dapat berada di kisaran Rp4 juta hingga Rp8 juta. Namun, bila keluarga memilih TPU swasta atau premium, serta menggelar prosesi adat besar dan makam permanen, biayanya bisa melesat hingga Rp30 juta, bahkan lebih.

Terbatasnya lahan

Sulitnya akses warga miskin terhadap pemakaman diperparah oleh terbatasnya lahan pemakaman di perkotaan[9], yang membuat biaya sewa atau pembelian makam terus meningkat dari tahun ke tahun.

Read more: Dilema kaum muda pedesaan: Tak punya tanah, tak ada masa depan[10]

Berdasarkan informasi dari Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta[11], BPS DKI Jakarta mencatat hingga tahun 2021, terdapat 82 Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dengan total luas mencapai 6,07 juta meter persegi–setara dengan 0,92% dari total luas wilayah Jakarta yang mencapai 662 kilometer persegi.

Jumlah penduduk Jakarta hingga Juni 2025 diperkirakan sekitar 11,010 juta jiwa. Saat ini, tingkat keterisian lahan pemakaman di Jakarta telah mencapai lebih dari 95%.[12]

Artinya, ketersediaan lahan makam baru sangat terbatas, dan sebagian besar TPU hanya dapat melayani pemakaman dengan sistem tumpang, yakni menggunakan petak makam yang sudah ada jenazah sebelumnya untuk memakamkan jenazah baru.

Bantuan pemerintah daerah

Beberapa pemerintah daerah (pemda) memiliki kebijakan santunan kematian bagi keluarga miskin, termasuk di Depok, Tangerang Selatan[13], dan Kota Tangerang[14]. Nominal santunan yang diterima berkisar Rp2 juta hinga Rp4 juta.

Di atas kertas, regulasi semacam ini menjadi bentuk kepedulian negara untuk meringankan beban saat duka, tetapi di lapangan, banyak warga bahkan tidak mengetahui hak ini, apalagi memahami cara mengurusnya.

Proses pemakaman di Jakarta menelan biaya fantastis. Belum lagi terbatasnya lahan pemakaman yang membuat harga sewa petak kuburan jadi makin mahal.
Area pemakaman yang tertata rapi dengan gundukan makam yang berumput dan batu kepala yang dihiasi bunga di suatu TPU di Jakarta Pusat. Putu-TBH812/Shutterstock[15]

Tanpa pengetahuan dan pendampingan, keluarga miskin sering kali melewatkan kesempatan untuk mengakses bantuan yang sebenarnya menjadi hak mereka.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun regulasi telah tersedia, manfaatnya belum sepenuhnya dirasakan secara merata.

Kerja sama masyarakat sipil

Di tengah tingginya biaya dan terbatasnya akses lahan di wilayah urban seperti Jabodetabek, kehadiran program dan sinergi yang dilakukan masyarakat sipil, relawan dan sektor swasta bisa sangat berperan penting. Inisiatif kolaborasi sosial akan mampu mengisi celah yang belum sepenuhnya dijangkau kebijakan negara.

Contohnya adalah program Barzah[16] yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa, yakni bantuan untuk pendampingan pemulasaraan jenazah.

Program tersebut memberikan layanan mulai dari pemandian, pengkafanan, penyalatan, hingga penguburan jenazah, serta menyediakan ambulans untuk mengantar jenazah dari rumah sakit ke rumah duka atau langsung ke pemakaman.

Inisiatif ini tidak hanya meringankan beban ekonomi keluarga miskin, tetapi juga memastikan setiap jenazah diurus sesuai nilai kemanusiaan dan tuntunan keyakinan.

Pada akhirnya, pemakaman yang layak bukan sekadar prosesi akhir, tetapi juga bentuk penghormatan terakhir terhadap martabat manusia.

References

  1. ^ sulit mengakses pemakaman. (www.alinea.id)
  2. ^ Melek kematian: mengapa penting bicara tentang kematian (theconversation.com)
  3. ^ Dont Forget Remember Me/Shutterstock (www.shutterstock.com)
  4. ^ Bogor (peraturan.bpk.go.id)
  5. ^ Tangerang (peraturan.bpk.go.id)
  6. ^ Bekasi (peraturan.bpk.go.id)
  7. ^ biaya retribusi sewa penggunaan lahan makam (peraturan.bpk.go.id)
  8. ^ James Suherman/Shutterstock (www.shutterstock.com)
  9. ^ terbatasnya lahan pemakaman di perkotaan (jakarta.bps.go.id)
  10. ^ Dilema kaum muda pedesaan: Tak punya tanah, tak ada masa depan (theconversation.com)
  11. ^ Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta (www.jakarta.go.id)
  12. ^ keterisian lahan pemakaman di Jakarta telah mencapai lebih dari 95%. (www.jakarta.go.id)
  13. ^ Tangerang Selatan (peraturan.bpk.go.id)
  14. ^ Kota Tangerang (peraturan.bpk.go.id)
  15. ^ Putu-TBH812/Shutterstock (www.shutterstock.com)
  16. ^ program Barzah (pelayanmasyarakat.org)

Authors: Muhammad Anwar, Peneliti, Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS)

Read more https://theconversation.com/jangan-mati-di-kota-besar-akses-sulit-biaya-pun-mahal-263447

Magazine

Jangan mati di kota besar: Akses sulit, biaya pun mahal

Pemakaman umum di tengah kota Jakarta yang sepi dan cuaca mulai mendung.hanya_rafli/Shutterstock● Tingginya biaya proses pemakaman di kota besar menjadi beban bagi warga kelas menengah ke bawah...

Demonstrasi massa di Pati: Tanda suara rakyat tak pernah mati

Keputusan Bupati Pati, Sudewo, untuk menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) memicu gelombang penolakan dari masyarakat. Puncaknya, pada 13 Agustus 2025, ribuan warga ...

Menuju COP30, Cina dan Inggris berpeluang pimpin aksi iklim dunia usai AS hengkang dari Perjanjian Paris

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva bertemu di Beijing pada bulan Mei 2025.Tingshu Wang/Pool Photo via APPada awal 2025 lalu, Presiden Amerika Serikat (AS...