Alat batu ini berusia lebih dari 1 juta tahun. Bagaimana pembuatnya bisa sampai ke Sulawesi?
- Written by Adam Brumm, Professor of Archaeology, Griffith University

Peralatan batu yang berasal dari 1,04 juta tahun lalu ditemukan di Pulau Sulawesi, Indonesia. Temuan ini mengindikasikan bahwa hominin[1]—awal nenek moyang manusia—sudah melakukan penyeberangan laut besar-besaran dari daratan Asia jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Di masa itu, kemungkinan besar mereka tidak memiliki perahu.
Penemuan ini, yang dilakukan oleh tim arkeolog Indonesia bekerja sama dengan peneliti Australia, dipublikasikan di Nature[2].
Temuan peralatan batu menambah pemahaman kita tentang bagaimana manusia purba pernah melintasi Garis Wallace[3]—batas imajiner yang membentang dari Selat Lombok hingga perairan Maluku.
Di luar garis ini, spesies hewan yang unik dan sering kali aneh—termasuk manusia purba berevolusi secara terpisah.
Manusia purba di Wallacea
Wilayah kepulauan yang terbentang di antara Asia dan Australia dikenal sebagai Wallacea.
Sebelumnya, para arkeolog menemukan jejak manusia purba yang hidup di sini setidaknya sejak 1,02 juta tahun lalu, berkat penemuan peralatan batu di Wolo Sege[4] di Pulau Flores.
Read more: Dari Sunda ke Sahul: perjalanan epik manusia purba dan temuan penting di Tanimbar[5]
Peralatan serupa—diperkirakan berusia 194 ribu tahun lalu, juga ditemukan di Talepu[6], Sulawesi Selatan.
Kisah evolusi manusia di kepulauan timur Asia ini sungguh aneh.
Spesies manusia purba yang dulu hidup di Pulau Flores bertubuh kecil. Kita mengetahui hal ini berkat fosil Homo floresiensis (yang populer disebut “hobbit”), serta fosil manusia purba bertubuh kecil serupa yang berusia 700 ribu tahun.[7]
Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar manusia purba Asia Homo erectus yang telah punah telah menembus batas laut yang kokoh antara pulau kecil Wallacea ini dan daratan Asia Tenggara. Selama ratusan ribu tahun, ukuran tubuh mereka menyusut—dikenal sebagai fenomena dwarfisme (kekerdilan) pulau[8].
Di sebelah utara Wallacea, Pulau Luzon di Filipina, juga menyimpan bukti keberadaan manusia purba dari sekitar 700 ribu tahun yang lalu. Baru-baru ini, fosil spesies manusia purba kecil Homo luzonensis[9] yang sebelumnya tidak diketahui, ditemukan di sini.
Jadi, bagaimana dan kapan spesies manusia purba melintasi Garis Wallace?
Peralatan batu Sulawesi
Studi baru kami mengungkap bukti pertama bahwa penyeberangan laut ke Sulawesi mungkin terjadi setidaknya sejuta tahun yang lalu. Ini jauh lebih awal daripada perkiraan sebelumnya.
Artinya, kedatangan manusia purba di Sulawesi bisa jadi bersamaan, bahkan mendahului tibanya mereka di Flores.
Tim lapangan kami yang dipimpin oleh arkeolog senior Budianto Hakim dari Badan Penelitian dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN[10]), menggali total tujuh artefak batu dari lapisan sedimen batu pasir di Calio, Sulawesi Selatan. Area tersebut kini merupakan ladang jagung.
Pada zaman Pleistosen awal, di kawasan itu terdapat sebuah kanal sungai. Tempat ini diduga merupakan lokasi pembuatan peralatan batu serta aktivitas lainnya, seperti berburu oleh manusia purba.
Artefak Calio yang ditemukan terdiri dari pecahan-pecahan batu kecil dan tajam (serpihan) hasil pukulan manusia. Kemungkinan besar batu itu diambil dari dasar sungai terdekat.
Untuk menghasilkan serpihan ini, manusia purba diduga memukulkan ujung satu batu dengan batu lainnya secara terkendali. Hal ini akan mematahkan batu pertama dengan cara yang dapat diprediksi.
Pola pecahnya batu menunjukkan ciri khas buatan tangan, berbeda dengan batu yang retak secara alami.
Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa manusia purba telah hidup di kawasan ini, membuat alat-alat batu, pada saat sedimen sungai purba yang membentuk batuan pasir terakumulasi.
Dan itu sudah sangat lama sekali. Bahkan, tim tersebut mengonfirmasi usia artefak batu tersebut setidaknya berusia 1,04 juta tahun. Usia ini diperoleh dari penanggalan paleomagnetik[11] batu pasir itu sendiri, beserta penanggalan langsung fosil babi yang ditemukan di samping artefak tersebut.
Bagaimana manusia purba sampai di Sulawesi?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa manusia purba pembuat alat batu berhasil menyeberang dari daratan benua Asia untuk menjelajah setidaknya beberapa pulau di Wallacea.
Penemuan peralatan batu yang sangat tua di Calio merupakan bagian penting lainnya dari teka-teki ini. Namun, situs ini belum menemukan fosil manusia purba.
Jadi, meskipun kita sekarang tahu bahwa terdapat pembuat alat di Sulawesi sejuta tahun yang lalu, identitas mereka tetap menjadi misteri.
Memang, masih banyak pertanyaan menarik yang belum terjawab, termasuk bagaimana manusia purba ini mampu melintasi Garis Wallace pada awalnya.
Ketika permukaan laut berada pada titik terendah, jarak terpendek dari daratan Asia ke Sulawesi sekitar 50 kilometer. Jarak ini terlalu jauh untuk berenang, terutama karena arus lautnya terlalu kuat.
Kemungkinan besar manusia purba ini juga tidak memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan perahu yang mampu menempuh perjalanan laut seperti itu. Berlayar melintasi cakrawala menuju daratan yang tak terlihat membutuhkan perencanaan yang matang untuk mengumpulkan sumber daya.
Perencanaan itu mungkin tidak mampu mereka lakukan.
Jadi, kemungkinan besar, mereka menyeberang ke Sulawesi dari daratan Asia secara tidak sengaja, misalnya terbawa rakit alami dari tumbuhan hanyut. Ini mirip cara beberapa hewan pengerat dan monyet sampai di pulau-pulau terpencil.
Temuan kami juga memunculkan pertanyaan baru: apa yang mungkin terjadi pada Homo erectus yang menetap di pulau terbesar ke-11 di dunia?
Sulawesi berukuran lebih besar 12 kali lipat dari Flores, dan jauh lebih dekat ke daratan Asia yang bersebelahan. Sulawesi pun agak mirip benua mini, yang membedakannya dari pulau-pulau Wallacea lainnya.
Jika manusia purba terasing dari habitat yang kaya secara ekologis di pulau besar ini selama sejuta tahun, apakah mereka mengalami penyusutan tubuh seperti “hobbit” Flores, atau justru berevolusi ke arah berbeda?
Untuk mengungkap kisah menarik ini, kami akan terus menelusuri pulau-pulau Wallacea—terutama yang dekat dengan daratan Asia—untuk mencari artefak kuno, fosil, dan petunjuk lainnya.
References
- ^ hominin (australian.museum)
- ^ Nature (doi.org)
- ^ Garis Wallace (www.britannica.com)
- ^ Wolo Sege (doi.org)
- ^ Dari Sunda ke Sahul: perjalanan epik manusia purba dan temuan penting di Tanimbar (theconversation.com)
- ^ Talepu (www.theguardian.com)
- ^ manusia purba bertubuh kecil serupa yang berusia 700 ribu tahun. (theconversation.com)
- ^ dwarfisme (kekerdilan) pulau (simple.wikipedia.org)
- ^ Homo luzonensis (doi.org)
- ^ BRIN (www.brin.go.id)
- ^ penanggalan paleomagnetik (en.wikibooks.org)
Authors: Adam Brumm, Professor of Archaeology, Griffith University