Asian Spectator

Men's Weekly

.

Bagaimana inflasi memengaruhi pertemanan dan percintaan kita

  • Written by Melise Panetta, Lecturer of Marketing in the Lazaridis School of Business and Economics, Wilfrid Laurier University
Bagaimana inflasi memengaruhi pertemanan dan percintaan kita

Apakah kamu merasa inflasi memengaruhi hubungan pertemanan dan percintaan? Kamu tak sendirian.

Inflasi adalah kenaikan harga barang maupun jasa. Inflasi akibat kondisi ekonomi[1] yang kurang baik di seluruh dunia memang sangat memengaruhi hubungan personal.

Pertumbuhan ekonomi yang melambat mengubah cara kita menjalin relasi. Mulai dari sulitnya menemukan pasangan sampai penundaan capaian hidup[2] (pernikahan, memiliki anak, dan lainnya)—semua ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.

Kehidupan sosial dewasa muda (berusia 20 - 30 tahun) merupakan paling terdampak. Di usia ini, umumnya kita mulai mengambil keputusan-keputusan penting terkait relasi, tetapi menjadi terhambat dengan kondisi ekonomi yang tak mendukung.

Dompet meradang, hubungan merenggang

Uang sering kali menjadi pemicu konflik dalam hubungan[3]. Namun, kondisi perekonomian saat ini membuat uang menjadi topik yang kian sensitif.

Contohnya di Kanada. Sejumlah 77% pasangan mengalami masalah keuangan[4]. Sekitar 62% pasangan mengakui bahwa mereka bertengkar soal uang[5].

Kenaikan harga sewa tempat tinggal, makanan, dan pengeluaran sehari-hari lainnya membuat banyak pasangan kesulitan mengatur keuangan. Kesulitan ini tak jarang mengacaukan hubungan.

Masalah hubungan serupa juga terjadi di negara-negara lainnya. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa 38% individu yang menjalani hubungan mengakui bahwa mereka memiliki rekening rahasia[6] atau “dana pribadi” yang tidak diketahui pasangan.

Sebuah survei di Amerika Serikat melaporkan bahwa rata-rata setiap pasangan bertengkar 58 kali karena masalah keuangan setiap tahunnya[7].

Seorang perempuan duduk di sofa dengan tangan menutupi wajah dan orang lain juga duduk di sofa dengan tangan terlipat di depan
Uang memang sering menjadi sumber konflik dalam hubungan. (Shutterstock)

Yang lebih mengkhawatirkan, ketidakstabilan finansial juga memengaruhi motivasi seseorang untuk memulai atau mengakhiri hubungan. Survei terbaru dari RBC mengungkap bahwa 55% masyarakat Kanada merasa bahwa mereka perlu berada dalam sebuah hubungan romantis agar bisa memenuhi gaya hidup mereka[8].

Dalam kata lain, pasangan seakan menjadi “mesin ATM” bagi individu tersebut.

Mencapai kemandirian finansial (financially independent) terasa semakin berat, terutama bagi mereka yang mempertimbangkan untuk berpisah atau bercerai.

Kalau dulu, perceraian atau perpisahan berarti tak lagi hidup bersama. Namun, sekarang banyak pasangan yang sebenarnya sudah berpisah, tetapi tetap hidup bersama[9]. Itu semata-mata karena mereka tidak punya kekuatan finansial untuk hidup mandiri.

Maka dari itu, kita perlu memahami cara menjaga hubungan tetap sehat[10] ketika menghadapi masalah keuangan agar hubungan bisa bertahan.

Penundaan capaian penting di kehidupan dewasa

Bagi kita yang telah dewasa, mengamankan capaian penting—seperti menikah dan memiliki anak—menjadi semakin sulit di tengah krisis ekonomi yang dihadapi di seluruh dunia.

Sebuah survei di Kanada mengungkap bahwa 38% dewasa muda memutuskan untuk menunda hidup sendiri[11] (umumnya mereka keluar dari rumah orang tua setelah berusia 18 tahun). Angka tersebut meningkat dari yang tadinya 32% di 2018. Alasan utamanya adalah ketidakpastian ekonomi.

Penundaan ini tak hanya berpotensi memperlambat, tetapi berpeluang mempersulit proses menjadi sosok dewasa yang independen. Di Inggris, satu dari lima dewasa muda yang sudah memutuskan untuk hidup sendiri akhirnya kembali ke rumah orang tua[12] karena krisis biaya hidup.

Melambungnya harga rumah jadi faktor penting yang berkontribusi pada penundaan tersebut. Harga rumah naik di berbagai negara termasuk Indonesia[13], tak terkecuali di Amerika Serikat[14], Kanada[15], Britania Raya[16], dan negara-negara lainnya.

Read more: Apakah kita mampu beli 'tiny house' kalau enggak beli kopi?[17]

Sejumlah 55% anak muda di Kanada mengakui bahwa krisis perumahan membuat mereka menunda keputusan untuk berkeluarga. Kondisi ini tak mengherankan. Sebab, memiliki rumah kini terasa mustahil bagi sebagian besar orang.

Tanda rumah dijual dari beberapa agen properti terlihat di sebuah lahan
Perekonomian yang sulit membuat anak muda di seluruh dunia menunda pencapaian masa dewasa mereka. (Shutterstock)

Penundaan ini membawa dampak beruntun bagi individu dan masyarakat luas. Misalnya seperti tren kelahiran yang menurun[18] sampai preferensi memiliki keluarga kecil[19] (menghindari pertambahan anak).

Pacaran di tengah ekonomi sulit

Di beberapa negara, dampak perekonomian melambat adalah pasangan memutuskan untuk hidup bersama lebih cepat dari biasanya[20]. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya hidup. Sebagian pasangan juga memilih lebih blak-blakan sedari awal hubungan terkait bahasan keuangan, pekerjaan, dan tempat tinggal.

Tren mencari “pasangan mapan” juga semakin marak. Berdasarkan laporan tahunan aplikasi kencan Bumble, sejumlah 95% individu lajang mengkhawatirkan masa depan[21].

Kekhawatiran ini memengaruhi cara mereka memulai dan menjalani hubungan. Kekhawatiran yang paling umum dimiliki adalah soal kondisi finansial, kepastian kerja, kepemilikan rumah, dan perubahan iklim.

Di sisi lain, kondisi ekonomi sulit juga membuat sesi kencan lebih sederhana dan lebih murah. Di Kanada, lebih dari setengah masyarakat Kanada menyebut bahwa kenaikan biaya hidup memengaruhi cara mereka berkencan[22].

Makin banyak orang memilih aktivitas kencan yang lebih terjangkau[23]. Misalnya, mereka sekadar pergi ke kafe atau piknik dengan masakan rumahan daripada makan malam mewah atau bepergian di akhir pekan.

Di Inggris[24], inflasi membuat sejumlah 33% individu muda yang lajang makin enggan untuk berkencan. Bahkan, sekitar seperempat dari mereka menyebut bahwa kondisi perekonomian sekarang membuat mereka tak melakukan upaya apa pun untuk mencari pasangan.

Dua orang menyulangkan gelas anggur mereka di meja berhiaskan lilin
Tekanan ekonomi membuat semakin sedikit pasangan melakukan aktivitas kencan yang mahal dan mewah. (Shutterstock)

Kondisi perekonomian yang tak mendukung ini juga memaksa para individu lajang di Amerika Serikat[25] untuk menyesuaikan rencana kencan mereka agar lebih ramah kantong.

Sekitar 44% dari mereka menyesuaikan kencan dengan alasan keuangan. Sebanyak 27% lainnya membatalkan rencana kencan untuk berhemat. Jelas bahwa perekonomian global benar-benar memengaruhi ranah kehidupan kita, bahkan kencan sekali pun.

Di Kanada, sejumlah 38% individu yang sedang berkencan merasa bahwa biaya untuk berkencan[26] menghambat proses mereka menjadi independen secara finansial. Tak heran, sebagian individu bahkan memutuskan untuk tak berkencan sama sekali.

Harga pertemanan

Pertemanan tak luput dari pengaruh inflasi. Kegiatan seperti makan malam bersama atau pergi ke konser terasa makin memberatkan kantong.

Sekitar 40% masyarakat Kanada[27], 42% masyarakat Inggris[28], dan 37% masyarakat Amerika Serikat[29] memutuskan untuk mengurangi hangout karena alasan keuangan.

Read more: Ternyata mentraktir teman bisa tingkatkan kebahagian kita[30]

Mungkin pengurangan agenda sosial ini terkesan sepele. Namun, penurunan interaksi sosial berdampak serius. Interaksi sosial rutin punya dampak positif untuk kesehatan mental[31], ketahanan menghadapi masalah, dan perkembangan karier. Semakin berkurang interaksi sosial, semakin besar risiko kesepian dan rasa terisolasi[32]—dua faktor yang amat penting untuk kesejahteraan diri.

Banyak dari kita kini memilih kegiatan yang lebih ramah kantong. Namun, dengan penyesuaian sekreatif apa pun, ekonomi sulit membuat peluang mempertahankan pertemanan jadi sempit.

Ekonomi sulit, hubungan rumit

Di usia 20-30 tahun, kita mungkin merasakan sendiri dampak kondisi ekonomi pada hubungan yang kita jalani. Inflasi memengaruhi relasi—mulai dari dengan siapa kita tinggal, cara kita berkencan, sampai apakah kita akan mengambil keputusan penting dalam hidup atau tidak.

Penting untuk kita dapat mempertahankan relasi sosial yang sehat dan kuat di tengah tekanan perekonomian yang berat. Sebuah penelitian[33] menunjukkan tiga cara efektif yang dapat kita lakukan: memberikan dukungan emosional pada pasangan, menyelesaikan masalah secara positif, dan menjaga komunikasi terbuka.

Read more: Membedah 'childfree' secara ekonomi: berapa biaya membesarkan anak?[34]

Mungkin kita bisa mengganti agenda kencan dengan kegiatan yang lebih budget-friendly. Mungkin kita menunda pernikahan karena belum punya cukup biaya untuk hidup bersama. Mungkin kita memilih untuk tak menikah atau childfree karena alasan ekonomi.

Kamu tak sendirian, kondisi ekonomi memang memengaruhi relasi.

References

  1. ^ kondisi ekonomi (www.oecd.org)
  2. ^ sulitnya menemukan pasangan sampai penundaan capaian hidup (www.rbc.com)
  3. ^ pemicu konflik dalam hubungan (doi.org)
  4. ^ masalah keuangan (www.rbc.com)
  5. ^ bertengkar soal uang (www.rbc.com)
  6. ^ memiliki rekening rahasia (www.aviva.com)
  7. ^ bertengkar 58 kali karena masalah keuangan setiap tahunnya (nypost.com)
  8. ^ agar bisa memenuhi gaya hidup mereka (www.rbc.com)
  9. ^ tetap hidup bersama (www.thestar.com)
  10. ^ hubungan tetap sehat (www.ramseysolutions.com)
  11. ^ menunda hidup sendiri (www150.statcan.gc.ca)
  12. ^ kembali ke rumah orang tua (www.yorkshiretimes.co.uk)
  13. ^ Indonesia (www.cnnindonesia.com)
  14. ^ Amerika Serikat (ifstudies.org)
  15. ^ Kanada (www.cmhc-schl.gc.ca)
  16. ^ Britania Raya (www.theguardian.com)
  17. ^ Apakah kita mampu beli 'tiny house' kalau enggak beli kopi? (theconversation.com)
  18. ^ tren kelahiran yang menurun (www150.statcan.gc.ca)
  19. ^ memiliki keluarga kecil (abacusdata.ca)
  20. ^ memutuskan untuk hidup bersama lebih cepat dari biasanya (mashable.com)
  21. ^ 95% individu lajang mengkhawatirkan masa depan (bumble.com)
  22. ^ kenaikan biaya hidup memengaruhi cara mereka berkencan (www.ctvnews.ca)
  23. ^ aktivitas kencan yang lebih terjangkau (ici.radio-canada.ca)
  24. ^ Inggris (business.yougov.com)
  25. ^ individu lajang di Amerika Serikat (about-us.bmo.com)
  26. ^ biaya untuk berkencan (newsroom.bmo.com)
  27. ^ Kanada (vancouver.citynews.ca)
  28. ^ Inggris (fareshare.org.uk)
  29. ^ Amerika Serikat (www.cbsnews.com)
  30. ^ Ternyata mentraktir teman bisa tingkatkan kebahagian kita (theconversation.com)
  31. ^ kesehatan mental (www.thenewhopemhcs.com)
  32. ^ risiko kesepian dan rasa terisolasi (doi.org)
  33. ^ Sebuah penelitian (doi.org)
  34. ^ Membedah 'childfree' secara ekonomi: berapa biaya membesarkan anak? (theconversation.com)

Authors: Melise Panetta, Lecturer of Marketing in the Lazaridis School of Business and Economics, Wilfrid Laurier University

Read more https://theconversation.com/bagaimana-inflasi-memengaruhi-pertemanan-dan-percintaan-kita-263194

Magazine

Bagaimana inflasi memengaruhi pertemanan dan percintaan kita

Dewasa muda berusia 20-30 tahun menghadapi "krisis hubungan" karena melemahnya kondisi ekonomi.(Rene Ranisch/Unsplash)Apakah kamu merasa inflasi memengaruhi hubungan pertemanan dan percintaan? Kamu ta...

Alat batu ini berusia lebih dari 1 juta tahun. Bagaimana pembuatnya bisa sampai ke Sulawesi?

Alat batu dari 1,04 juta tahun lalu.M.W. Moore/University of New EnglandPeralatan batu yang berasal dari 1,04 juta tahun lalu ditemukan di Pulau Sulawesi, Indonesia. Temuan ini mengindikasikan bahwa h...

Legal Mistakes to Avoid When Buying a Business

Purchasing an existing business can be an exciting step. However, buying a business comes with a web of legal complexities that can quickly turn a dream investment into a nightmare if not handled co...