Asian Spectator

Men's Weekly

.

Siapa penemu seni?

  • Written by Frances Fowle, Personal Chair of Nineteenth-Century Art, History of Art, University of Edinburgh
Siapa penemu seni?

Banyak dari kita yang mungkin masih bertanya, “apa itu seni?”

Seni adalah sesuatu yang dibuat orang untuk berbagi ide atau perasaan, sehingga membuat orang lain berpikir atau merasakan sesuatu. Seni dapat berupa banyak hal, termasuk musik, cerita, lukisan, atau gambar.

Lukisan gua[1] sering disebut sebagai karya seni pertama yang pernah dibuat manusia. Namun, mungkin saja persepsi orang-orang yang menciptakan lukisan tersebut berbeda dari pemahaman kita atas seni saat ini.

Jadi, siapa pencetus seni? Mengapa mereka membuatnya? Di mana kita bisa menemukannya?

Di sebuah gua bernama Chauvet di Prancis selatan, para arkeolog menemukan gambar-gambar hewan seperti badak berbulu dan mamut (gajah purba) yang punah lebih dari 100 abad yang lalu.

Para pembuat gambar tersebut menggunakan arang hitam dan oker merah—pewarna yang terbuat dari batu-batuan yang dihancurkan, dikunyah dan diludahkan ke tangan sang seniman, lalu ditekan ke dinding gua.

Lukisan gua serupa telah ditemukan di Australia[2], India[3], dan Somaliland[4].

Beberapa orang berpendapat[5] lukisan-lukisan gua itu bukan sekadar hiasan atau hiburan. Mereka meyakini bahwa gambar-gambar itu semacam “sihir”.

Dengan menggambar hewan seperti rusa atau bison, menurut mereka, pengambarnya (mungkin seorang pemburu) mengira gambar itu akan memberi mereka kekuatan magis atas hewan yang ingin mereka tangkap.

Asal muasal seni

Filsuf Yunani Aristoteles[6] mengatakan seni bertujuan untuk meniru dunia di sekitar kita. Baginya, seni bukan hanya melukis atau menggambar tapi juga mencakup akting bahkan berpidato.

Karena seniman menggunakan tangan mereka untuk membuat sesuatu, orang-orang menganggap mereka seperti pekerja atau pengrajin—mirip dengan juru masak, penata rambut, atau pandai besi.

Pada abad ke-13 dan ke-14, seni di Eropa sebagian besar dikaitkan dengan gereja, dan diciptakan untuk membantu orang merasa lebih dekat dengan Tuhan. Para seniman tergabung dalam kelompok yang disebut serikat berdasarkan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Orang-orang lebih memandang mereka sebagai pekerja terampil daripada individu yang kreatif.

Para seniman mulai melabeli dirinya sebagai pencipta, bukan sekadar pengrajin pada masa Renaissans Eropa pada abad ke-15 dan ke-16. Perubahan besar terjadi pada tahun 1436 ketika seorang pria bernama Leon Battista Alberti menulis buku terkenal berjudul On Painting[7], yang menyatakan bahwa seni sama pentingnya dengan puisi dan sains.

Gagasannya berdampak besar di kota Florence, Italia, tempat tiga seniman sangat terkenal berkarya: Leonardo da Vinci[8], Michelangelo[9] dan Raphael[10].

A cave painting of a horned bull
Lukisan gua banteng dari Gua Lascaux di Prancis. MisterStock/Shuttertstock[11]

Dalam buku penting lainnya, Lives of the Artists[12] karya Giorgio Vasari pada tahun 1550, orang-orang mulai menganggap seniman sebagai individu istimewa.

Seni kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Yang pertama disebut “seni rupa” yang mencakup seni lukis, seni pahat, dan seni gambar. Seni-seni ini dianggap lebih penting karena mengekspresikan gagasan dan emosi yang besar.

Kelompok kedua disebut “seni dekoratif” seperti seni kaca, seni ukir kayu, dan seni dekorasi buku. Seni-seni ini dianggap kurang penting karena lebih mengutamakan keindahan atau kegunaan.

A urinal signed 'R.Mutt'.
‘Fountain’ (1917) karya Marcel Duchamp. Photographed by Alfred Stieglitz.[13]

Mengubah cara orang berpikir tentang seni

Pada akhir abad ke-19, orang-orang mulai lebih menyukai seni dekoratif. Sebab, para seniman ingin berfokus pada barang-barang buatan tangan, alih-alih barang-barang buatan pabrik. Namun, seni lukis masih dianggap sebagai jenis seni yang paling penting.

Pada 1914, seniman Prancis bernama Marcel Duchamp[14] mengubah cara pandang orang terhadap seni.

Ia menggunakan benda sehari-hari dan mengubahnya menjadi karya seni hanya dengan memilih lalu menandatanganinya. Ia menyebut karya seni semacam ini sebagai readymades.

Karyanya yang paling terkenal disebut Fountain—sebenarnya sejenis toilet (urinoir) yang ia tandatangani dengan nama palsu, “R. Mutt”. Ia kemudian memajangnya dalam sebuah pameran seni di New York tahun 1917.

Duchamp mengatakan[15] bahwa memilih benda biasa dan menyebutnya seni sudah cukup untuk menjadikannya seni, karena sang seniman sendiri yang menentukan pilihannya.

Duchamp mengubah arti seni dengan menunjukkan bahwa seni bukan hanya tentang melukis atau membuat patung—tetapi juga tentang ide.

Kini, banyak seniman menggunakan karya mereka untuk membahas isu-isu penting dan mengajak orang berpikir. Dengan demikian, mereka tak berbeda dengan seniman masa lalu—seperti para penghuni gua pertama yang berkuasa atas mangsanya, atau Duchamp, yang menantang makna seni itu sendiri.

Jadi, jawaban atas pertanyaan “siapa penemu seni?” cukup sederhana. Umat manusia lah yang menciptakan seni—sejak kita mampu menggambar pola di pasir, atau menuangkan ide sederhana ke dinding gua.

References

  1. ^ Lukisan gua (theconversation.com)
  2. ^ Australia (www.bbc.co.uk)
  3. ^ India (smarthistory.org)
  4. ^ Somaliland (africanrockart.britishmuseum.org)
  5. ^ Beberapa orang berpendapat (plato.stanford.edu)
  6. ^ Aristoteles (uk.bookshop.org)
  7. ^ On Painting (uk.bookshop.org)
  8. ^ Leonardo da Vinci (theconversation.com)
  9. ^ Michelangelo (theconversation.com)
  10. ^ Raphael (theconversation.com)
  11. ^ MisterStock/Shuttertstock (www.shutterstock.com)
  12. ^ Lives of the Artists (uk.bookshop.org)
  13. ^ Photographed by Alfred Stieglitz. (commons.wikimedia.org)
  14. ^ Marcel Duchamp (theconversation.com)
  15. ^ Duchamp mengatakan (press.philamuseum.org)

Authors: Frances Fowle, Personal Chair of Nineteenth-Century Art, History of Art, University of Edinburgh

Read more https://theconversation.com/siapa-penemu-seni-267445

Magazine

Siapa penemu seni?

2xSamara.com/ShutterstockBanyak dari kita yang mungkin masih bertanya, “apa itu seni?”Seni adalah sesuatu yang dibuat orang untuk berbagi ide atau perasaan, sehingga membuat orang lain ber...

Tren ‘10 ribu di tangan istri’: Romantisasi peran domestik di tengah ekonomi pelik

Indra_aldyla/Shuttershock● Tren ‘10 ribu di tangan istri yang tepat’ menyiratkan kentalnya ketidakadilan gender dalam rumah tangga Indonesia.● Penekanan tanggung jawab pada ist...

Malaria di Tanah Papua: Komunikasi lisan kunci percepat pemberantasan penyakit

Ilustrasi nyamuk penular malaria.Somboon Bunproy / Shutterstock● Anggapan masyarakat Papua bahwa malaria adalah penyakit yang tidak berbahaya menghambat upaya pengobatan.● Menyampaikan nar...