Saintek Media Bootcamp Dorong Jurnalis Hadirkan Sains yang Dekat dengan Publik
- Written by Aprilia Rina, Program Manager, The Conversation
Sains tidak akan bermakna tanpa jembatan komunikasi yang kuat antara peneliti dan masyarakat. Karena itu, jurnalis berperan penting dalam memastikan pengetahuan ilmiah tersampaikan secara jelas, relevan, dan mudah dipahami publik.
Semangat tersebut menjadi dasar penyelenggaraan Saintek Media Bootcamp, pelatihan peningkatan kapasitas jurnalis yang digelar The Conversation Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek) Kemendikbudristek RI, pada Jumat, 31 Oktober 2025 di Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 29 jurnalis dari berbagai media serta lebih dari lima anggota tim Diktisaintek.
Menurut Prof. Dr. Eng. Yudi Darma, M.Si, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemendikbudristek RI, media berperan besar dalam menumbuhkan budaya citizen science di Indonesia.
“Kita butuh bantuan media agar masyarakat tertarik dengan sains dan memahami sains lebih baik. Setelah membaca dan paham, kita ingin publik juga berkontribusi lebih jauh dalam sains dan teknologi,” ujarnya.
Saintek Media Bootcamp dirancang untuk memperkuat kemampuan jurnalis dalam mengemas riset menjadi karya jurnalistik yang informatif dan menarik. Dipandu oleh Managing Editor The Conversation Indonesia, Robby Maqoma, dan Editor Ekonomi dan Bisnis, Andi Ibnu Masri Rusli, peserta mengikuti sesi pemaparan, studi kasus, hingga praktik langsung menelusuri riset ilmiah, mencari angle berita, dan menyusun terms of reference (TOR) liputan berbasis sains.
Peserta mengaku mendapatkan sudut pandang baru dalam memahami dan mengkomunikasikan isu sains kepada publik.
“Sangat bermanfaat bagi jurnalis yang masih awam science journalism dan ingin belajar dari dasar. Materinya padat dan aplikatif,” kata Trisna Wulandari, jurnalis detik.com.
“Pelatihan ini memperkaya tulisan saya, terutama dalam menemukan cara agar sains lebih dekat dengan pembaca,” tambah Prajitna Lydiasari, reporter Suara Merdeka.
Senada dengan kedua rekan jurnalis lainnya, Nicha Ratnasari, redaktur pendidikan dari mediakaltim.com, menyebut pelatihan ini membuka ruang untuk lebih berani menggali karya ilmiah dan menerjemahkannya ke dalam bahasa yang mudah dipahami masyarakat.
Melalui program peningkatan kapasitas jurnalis ini, The Conversation Indonesia dan Ditjen Diktisaintek dapat mendorong lahirnya lebih banyak jurnalis yang mampu menulis isu sains secara populer, akurat, dan berdampak. Upaya ini diharapkan dapat membangun masyarakat yang tidak hanya memahami, tetapi juga berperan aktif dalam kemajuan sains dan teknologi Indonesia.
Authors: Aprilia Rina, Program Manager, The Conversation




