Luka gajah Tesso Nilo: Mampukah program restorasi pemerintah memulihkan ekosistem?
- Written by Rino Putama, Multimedia Producer, The Conversation
Taman Nasional Tesso Nilo menjadi sorotan karena populasi gajah di dalamnya terus menurun[1].
Dari total kawasan seluas 81.739 hektare, separuhnya[2] atau sekitar 40 ribu hektare telah dibuka dan ditanami sawit secara ilegal.
Selain itu, banyak pula warga pendatang yang merambah masuk ke kawasan hutan, membuat habitat gajah semakin sempit. Tak ayal, jumlah mereka terus menurun. Konflik satwa dengan warga pun tak terhindarkan.
Baru-baru ini, Presiden Prabowo[3] Subianto memerintahkan penertiban atau pemulihan kawasan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo. Pada tahap awal, restorasi ditetapkan di area seluas 31.000 hektare, yang nantinya meluas menjadi 80.000 hektare.
Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) juga merelokasi warga[4] yang merambah ke kawasan inti taman nasional, namun sebagian warga menolak.
Lantas, bagaimana agar program restorasi berjalan efektif?
Read more: Hutan ditebang, warna indah sayap kupu-kupu menghilang[5]
Dalam edisi terbaru Ask the Expert, kami berbincang dengan Jatna Supriatna, Profesor Konservasi Biologi, Universitas Indonesia.[6][7]
Jatna menekankan bahwa upaya pemulihan harus berbasis sains. Tesso Nilo, yang sebagian besar merupakan wilayah gambut, membutuhkan penanganan khusus, termasuk mempertimbangkan tingkat keasaman tanah dan ketersediaan pakan gajah.
Menurut Jatna, jika pemerintah benar-benar serius memulihkan kawasan, kelapa sawit harus dihilangkan sepenuhnya. “Kebun sawit harus dihancurkan dan diganti dengan pohon asli rawa gambut,” ujarnya.
Jatna menilai, kawasan itu sudah tidak layak disebut taman nasional karena sudah menjadi area bancakan berbagai aktivitas manusia, mulai dari perusahaan sawit hingga pemukiman ilegal.
“Tesso Nilo adalah taman nasional yang paling buruk di Indonesia. Saya sudah pernah ke 55 taman nasional, tidak ada yang seperti Tesso Nilo,” ujarnya.
References
- ^ menurun (regional.kompas.com)
- ^ separuhnya (www.tempo.co)
- ^ Prabowo (lestari.kompas.com)
- ^ merelokasi warga (www.cnnindonesia.com)
- ^ Hutan ditebang, warna indah sayap kupu-kupu menghilang (theconversation.com)
- ^ Ask the Expert, (theconversation.com)
- ^ Jatna Supriatna, Profesor Konservasi Biologi, Universitas Indonesia. (theconversation.com)
- ^ jalan-jalan ‘hantu’ (www.sydney.edu.au)
- ^ YouTube The Conversation Indonesia (www.youtube.com)
- ^ TikTok The Conversation Indonesia (www.tiktok.com)
Authors: Rino Putama, Multimedia Producer, The Conversation




