Asian Spectator

Men's Weekly

.

Absennya guru dan buruknya manajemen beasiswa di Papua: menuntut hadirnya negara

  • Written by Luthfi T. Dzulfikar, Editor Pendidikan + Anak Muda
Absennya guru dan buruknya manajemen beasiswa di Papua: menuntut hadirnya negara

Hingga kini, Indeks Pembangunan Manusia[1] Provinsi Papua dan Papua Barat merupakan yang terendah di Indonesia.

Strategi pemerintah – dari pembangunan infrastruktur,[2] hingga pemekaran wilayah[3] – belum mampu mengatasi masalah kesejahteraan maupun stigma keterbelakangan[4] yang sering ditujukan pada Orang Asli Papua (OAP).

Ini menunjukkan negara masih minim perhatian dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pendidikan di tanah Papua.

Meski data Neraca Pendidikan Daerah[5] mencatat rasio guru dan murid di Papua mencapai 1:16 – atau lebih tinggi dari Sulawesi Tengah dan Kalimantan Tengah – masih banyak sekolah yang kekurangan guru.

Studi menunjukkan bahwa kegiatan sekolah di daerah kampung atau distrik – tempat mayoritas OAP[6] berada – mengalami kelangkaan guru. Tenaga pengajar di Papua terkonsentrasi di area perkotaan seperti Jayapura dan Merauke.

Pelaksanaan berbagai program beasiswa di Papua pun tidak termonitor dengan baik[7]. Ini menyebabkan penerima beasiswa tidak mendapat arahan dan dukungan yang memadai.

Beberapa waktu lalu, sebanyak 140 mahasiswa Papua di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat (AS)[8] terpaksa pulang akibat pemutusan pendanaan, setelah sebelumnya mengalami keterlambatan pembiayaan hingga miskomunikasi administrasi beasiswa.

Untuk membedah hal ini, di episode terbaru SuarAkademia, kami berbicara dengan Alfath Indonesia dari Gugus Tugas Papua di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan juga seorang mahasiswi Papua yang terlibat dalam studinya, Paulina Kohome.

Alfath dan Paulina menceritakan tentang studi mereka yang menyoroti ketidakhadiran guru di Kabupaten Mappi dan Puncak, minimnya dukungan bagi tenaga pendidik honorer di sana, hingga buruknya pengelolaan, pengawasan, dan keberlanjutan program beasiswa di Papua.

Simak episode lengkapnya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

References

  1. ^ Indeks Pembangunan Manusia (www.bps.go.id)
  2. ^ pembangunan infrastruktur, (www.ijil.ui.ac.id)
  3. ^ pemekaran wilayah (www.jstor.org)
  4. ^ stigma keterbelakangan (mediaindonesia.com)
  5. ^ Neraca Pendidikan Daerah (npd.kemdikbud.go.id)
  6. ^ mayoritas OAP (geoportal.menlhk.go.id)
  7. ^ tidak termonitor dengan baik (www.bbc.com)
  8. ^ 140 mahasiswa Papua di Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) (theconversation.com)

Authors: Luthfi T. Dzulfikar, Editor Pendidikan + Anak Muda

Read more https://theconversation.com/absennya-guru-dan-buruknya-manajemen-beasiswa-di-papua-menuntut-hadirnya-negara-182157

Magazine

Krisis legitimasi pejabat negara: Terpilih dalam pemilu, tapi gagal jaga kepercayaan rakyat

Pengendara motor melintasi alat kampanye untuk calon anggota legislatif nasional dan daerah jelang Pemilu 2024 di Bintaro, Tangerang Selatan, pada 29 Desember 2023.Gilangpnp/Shutterstock● Masyar...

Belajar dari pasangan Jawa dan Tionghoa: Strategi negosiasi untuk hubungan antar etnis

Pernikahan Antar Etnis antara Jawa dan TionghoaLipik Stock Media/Shuttershock● Pernikahan beda suku tak selalu kental dengan konflik antar etnis.● Pernikahan antar etnis justru menghasilka...

Diplomasi FOMO Prabowo: Simbolis, reaktif, berisiko mengancam legitimasi

Presiden Prabowo Subianto menghadiri BRICS Leaders Virtual Meeting dari kediaman pribadinya di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin, 8 September 2025.Cahyo/Biro Pers Sekretariat Presiden, CC BY ...