Green jobs: Apa benar punya prospek buat kaum muda?
- Written by Imam Salehudin, Associate professor, Universitas Indonesia

● Generasi Z dan milenial kini memprioritaskan nilai dan dampak dalam memilih pekerjaan, bukan semata gaji atau jabatan.
● Peminat green jobs tinggi, namun informasi dan aksesnya belum merata.
● Diperlukan peran aktif pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri untuk membuka jalan karier hijau bagi semua kalangan.
Di tengah krisis iklim dan jurang kesenjangan sosial yang makin lebar, muncul gelombang baru dalam cara generasi muda memaknai karier.
Gen Z dan milenial—atau yang sering disebut Zilenial—tidak lagi menjadikan gaji dan jabatan sebagai satu-satunya tujuan hidup. Mereka juga memilih pekerjaan berdasarkan kejelasan nilai dan dampak sosial-lingkungannya[1].
Survei global yang dilakukan oleh perusahaan Big 4 Deloitte pada 2024[2] menunjukkan bahwa 86% Gen Z dan 89% milenial menganggap pentingnya memiliki sense of purpose dalam pekerjaan. Bahkan, 50% Gen Z dan 43% milenial mengaku pernah menolak proyek atau pekerjaan karena tidak sejalan dengan nilai etika pribadi mereka, termasuk yang berkaitan dengan isu lingkungan dan nilai-nilai inklusi.
Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam etika karier[3]: bekerja tidak lagi semata-mata mencari nafkah, tetapi juga bentuk aktualisasi nilai spiritualitas di tempat kerja[4]—yang kini hadir tak hanya berbentuk ritual, tetapi melalui sikap profesionalisme yang berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan.
Tak hanya lapangan kerja formal, green jobs juga bisa mencakup berbagai wirausaha ramah lingkungan. Contohnya adalah usaha bank sampah[9], yang sudah menjadi model kewirausahaan sosial di berbagai daerah[10].
Di sektor pangan, pertanian organik dan urban farming muncul sebagai bentuk usaha yang makin relevan. Contohnya adalah perusahaan Javara Indonesia[11], yang memberdayakan petani lokal untuk memproduksi bahan pangan organik tanpa bahan kimia berbahaya. Produk-produk ini kemudian dipasarkan secara luas sampai ke mancanegara, membuktikan bahwa ramah lingkungan bisa sekaligus menguntungkan secara ekonomi.
Di industri kreatif, bisnis fesyen ramah lingkungan seperti Sejauh Mata Memandang[12] membuktikan bahwa kesadaran terhadap limbah tekstil bisa melahirkan peluang usaha baru dengan penerimaan publik yang tinggi. Dengan menggunakan bahan daur ulang dan pewarna alami, usaha ini menunjukkan bahwa nilai estetika dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan serta menghasilkan cuan tentunya.
Sementara itu, di sektor pariwisata, desa wisata berbasis ekowisata seperti Nglanggeran[13] Yogyakarta menjadi contoh sukses green job berbasis komunitas. Melalui pelestarian alam, budaya lokal, dan pelibatan warga, desa ini mampu menarik wisatawan tanpa merusak lingkungan sekitarnya.
Meski peminat tinggi dan peluang terbuka lebar, jalan menuju green jobs belum semudah yang diucapkan. Riset Coaction Indonesia mengungkap sejumlah hambatan struktural, seperti kurangnya informasi, keterbatasan keterampilan, dan ketimpangan akses membuat banyak kaum muda ragu melangkah ke bidang ini.
Agar green jobs bisa diakses lebih luas, peran pemerintah dan institusi pendidikan menjadi krusial[14]. Diperlukan peta jalan pelatihan, akses informasi yang merata, serta integrasi isu keberlanjutan dalam kurikulum pendidikan tinggi dan vokasi[15]. Dunia usaha juga mesti menyediakan peluang yang nyata dan inklusif bagi orang muda di sektor berkelanjutan.
Tips memulai karier green jobs untuk Zilenial
Berikut ini adalah tips bagi Zilenial yang ingin memulai karier di bidang green jobs:
1. Kenali potensi dan minat diri sendiri: Green jobs tidak hanya terbatas pada profesi teknis di bidang energi atau lingkungan[16]. Jika kamu tertarik pada desain, komunikasi, atau data, semua itu bisa diarahkan ke sektor hijau—seperti mendesain produk berkelanjutan, menjadi edukator lingkungan, atau menganalisis data emisi.
2. Bekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan[17] yang relevan: Saat ini banyak pelatihan daring gratis yang membahas energi terbarukan, pertanian organik, atau ekonomi sirkular. Kursus dari platform seperti Coursera, LinkedIn Learning, dan komunitas lokal lainnya bisa menjadi pijakan awal kita untuk memahami dunia kerja hijau.
3. Cari pengalaman nyata: Bergabunglah dalam komunitas peduli lingkungan[18], mengikuti program relawan[19], atau magang[20] di lembaga yang bergerak di bidang keberlanjutan akan memberimu portofolio hijau yang bernilai. Pengalaman ini bukan hanya memperluas jaringan, tapi juga membuktikan bahwa kamu serius membangun karier yang berdampak positif bagi lingkungan.
Zilenial sedang menggeser arah dunia kerja: dari “kerja demi gaji” menuju “kerja demi dampak.” Dalam pandangan mereka, karier yang bermakna bukan hanya soal prestise, tetapi juga keselarasan nilai, kontribusi sosial, dan kelestarian masa depan.
Green jobs adalah cerminan nyata dari aspirasi ini. Tantangannya kini: bagaimana negara, industri, dan lembaga pendidikan bisa menerima perubahan tren ini dengan membuka jalan agar pilihan ini benar-benar bisa terbuka bagi semua kalangan, terutama kaum muda.
References
- ^ kejelasan nilai dan dampak sosial-lingkungannya (theconversation.com)
- ^ Deloitte pada 2024 (www.deloitte.com)
- ^ pergeseran besar dalam etika karier (theconversation.com)
- ^ spiritualitas di tempat kerja (doi.org)
- ^ green jobs (greenjobs.id)
- ^ Coaction Indonesia (coaction.id)
- ^ peluang green jobs terus berkembang (greenjobs.id)
- ^ Data Coaction Indonesia (coaction.id)
- ^ bank sampah (www.antaranews.com)
- ^ daerah (dlh.bulelengkab.go.id)
- ^ Javara Indonesia (javara.co.id)
- ^ Sejauh Mata Memandang (sejauh.com)
- ^ Nglanggeran (desawisatanglanggeran.id)
- ^ peran pemerintah dan institusi pendidikan menjadi krusial (theconversation.com)
- ^ kurikulum pendidikan tinggi dan vokasi (theconversation.com)
- ^ profesi teknis di bidang energi atau lingkungan (lestari.kompas.com)
- ^ pengetahuan dan keterampilan (theconversation.com)
- ^ komunitas peduli lingkungan (mudaberdaya.id)
- ^ program relawan (www.greenpeace.org)
- ^ magang (bintari.or.id)
Authors: Imam Salehudin, Associate professor, Universitas Indonesia
Read more https://theconversation.com/green-jobs-apa-benar-punya-prospek-buat-kaum-muda-256255