Asian Spectator

Men's Weekly

.

Pasanganmu percaya hoaks dan teori konspirasi? Ini 5 tip untuk menghadapinya

  • Written by Kara Fletcher, Associate Professor, Faculty of Social Work, University of Regina
Pasanganmu percaya hoaks dan teori konspirasi? Ini 5 tip untuk menghadapinya

Kalau kamu menjalin hubungan dengan orang yang suka membahas teori konspirasi, mungkin kamu pernah merasa lelah dan merasa tak mengenali orang itu lagi. Lalu, kamu mempertimbangkan: tetap bersabar atau putus hubungan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan bahwa kita hidup di tengah wabah informasi palsu alias infodemi[1]. Saat ini, misinformasi tersebar cepat seperti penyakit menular.

Sebuah survei[2] pada November 2023 dari perusahaan pemasaran Leger menemukan bahwa nyaris 80% responden Kanada dan 85% responden Amerika meyakini setidaknya satu teori konspirasi.

Biasanya, kita mengira bahwa sosok yang sulit mengenali misinformasi daring adalah orang berumur. Namun, survei tersebut menemukan bahwa individu berusia 18-34 tahun juga percaya konspirasi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kaum muda berusia 13-17 tahun[3] lebih rentan terjebak misinformasi dibanding orang dewasa.

Kondisi sosiopolitik saat ini juga menyuburkan penyebaran narasi konspirasi tentang COVID-19, vaksin, kecurangan pemilu, dan misinformasi lainnya. Untuk menghadapi hal tersebut, ada beberapa langkah yang bisa diambil jika pasangan kita percaya teori konspirasi.

Teori konspirasi

Teori konspirasi[4] merupakan keyakinan bahwa ada kelompok berpengaruh yang diam‐diam mengatur segala sesuatunya untuk tujuan jahat.

Misinformasi[5] adalah informasi yang tak sesuai bukti ilmiah yang tersedia saat ini.

Polarisasi politik[6] adalah konflik ideologi antara dua (atau lebih) kelompok yang saling berlawanan. Polarisasi politik dapat berupa kebencian dan prasangka pada grup yang tak sependapat.

Salah satu penulis artikel ini, Kara Fletcher[7], adalah terapis pasangan dan keluarga. Selama praktik, ia menyadari semakin banyak individu yang bingung dan putus asa menghadapi pasangan yang meyakini pada konspirasi politik dan misinformasi.

Para klien tersebut bercerita bahwa pandangan pasangan mereka awalnya menjadi lebih konservatif, lalu perlahan mulai percaya pada misinformasi dan teori konspirasi.

Kliennya menjelaskan bahwa pasangan mereka mulai mengikuti platform teori konspirasi seperti QAnon yang merupakan platform politik sayap kanan ekstrem di Amerika Serikat. Di Indonesia, komunitas sejenis ini mirip seperti komunitas di grup Facebook atau Kaskus.

Ciri awal lainnya yang lebih tak terang-terangan misalnya mendengar siniar (podcast) seperti Infowars, podcast Joe Rogan, atau web konservatif seperti Daily Wire. Media-media ini sering menuai kecaman[8] karena menyebarkan misinformasi dan teori konspirasi.

Tim riset kami telah mengadakan beberapa penelitian untuk memahami dampak misinformasi dan teori konspirasi pada kesejahteraan mental pasangan. Meski menelitian terkini terkait topik tersebut masih minim, terdapat bukti-bukti dampak negatifnya terhadap hubungan.

Kami sedang mengadakan scoping review pada penelitian yang menganalisis dampak paparan QAnon pada hubungan dengan orang lain. Salah satu partisipan[9] sebuah riset mendeskripsikan QAnon sebagai “ancaman hubungan” yang menciptakan jarak dan tekanan dalam hubungan. Namun, para partisipan mengungkapkan keinginan untuk memahami pasangan dan mencoba memperbaiki hubungan.

Penelitian lainnya[10] menemukan hal serupa yaitu adanya dampak negatif pada hubungan setelah pasangan mereka aktif di QAnon. Di sisi lain, forum QAnon[11] di Reddit punya banyak sekali anggota, mencapai 280 ribu orang.

Laki-laki duduk di meja dapur melihat ponsel. Perempuan di belakangnya melirik dengan ekspresi kesal
Survei pada November 2023 menemukan bahwa hampir 80 persen responden Kanada percaya pada setidaknya satu teori konspirasi. (Shutterstock)

Yang dapat dilakukan

Lalu, apa yang dapat kita lakukan jika pasangan kita menjadi penggila teori konspirasi? Jika kamu familier dengan situasi ini, berikut tip yang dapat dicoba.

1. Tetap terhubung dengan support system

Menjalin hubungan dengan orang yang percaya teori konspirasi dan misinformasi bisa jadi membingungkan dan melelahkan. Kita bisa meragukan keyakinan sendiri ketika pasangan sangat percaya diri dengan klaimnya.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk menjaga sumber dukungan yang kita miliki, di luar hubungan romantis yang kita jalani. Support system selain pasangan ini akan membantu kita tetap ingat akan nilai yang kita miliki.

2. Selektif dengan konsumsi konten dan berita

Jika pasangan hanya mengonsumsi berita atau konten dari sumber yang tak tepercaya atau sumber teori konspirasi, upayakan untuk menyajikan informasi yang general. Misalnya memutar radio di mobil atau menaruh koran di meja. Buat mereka terpapar akan banyak ide berbagai perspektif dari sumber yang tepercaya.

3. Hindari mengejek dan menyalahkan

Memulai pertengkaran[12] terkait keyakinan mereka tak akan membantu. Konfrontasi justru akan memperkeruh suasana. Mereka justru merasa kita tak memahami niat baik karena kita memosisikan diri sebagai lawan yang menghakimi. Individu yang merasa dihakimi oleh pasangan sendiri justru akan semakin serius terhadap keyakinannya.

4. Latihan berpikir kritis

Jika memungkinkan, munculkan latihan-latihan berpikir kritis yang sederhana. Sebuah penelitian[13] menemukan bahwa mengajarkan berpikir kritis pada mahasiswa selama tiga bulan dapat menurunkan kepercayaan pada teori konspirasi. Melatih berpikir kritis merupakan langkah manjur untuk meredakan keyakinan akan teori konspirasi dan misinformasi[14].

5. Cari bantuan profesional

Jika dampak kepercayaan pasangan sudah benar-benar mengganggu, mencari bantuan profesional merupakan ide yang baik. Kita dapat berbincang dengan konselor atau psikolog terkait hubungan untuk mendapatkan dukungan dan ide solusi.

Kami berharap penelitian yang masih terus berkembang ini dapat menawarkan dukungan bagi pasangan dengan sistem kepercayaan yang berbeda.

Kezia Kevina Harmoko berkontribusi dalam penerjemahan artikel ini.

References

  1. ^ infodemi (www.who.int)
  2. ^ Sebuah survei (leger360.com)
  3. ^ kaum muda berusia 13-17 tahun (www.theguardian.com)
  4. ^ Teori konspirasi (doi.org)
  5. ^ Misinformasi (www.apa.org)
  6. ^ Polarisasi politik (doi.org)
  7. ^ Kara Fletcher (www.uregina.ca)
  8. ^ menuai kecaman (globalnews.ca)
  9. ^ Salah satu partisipan (osf.io)
  10. ^ Penelitian lainnya (scholar.colorado.edu)
  11. ^ forum QAnon (www.reddit.com)
  12. ^ Memulai pertengkaran (www.bbc.com)
  13. ^ Sebuah penelitian (doi.org)
  14. ^ teori konspirasi dan misinformasi (doi.org)

Authors: Kara Fletcher, Associate Professor, Faculty of Social Work, University of Regina

Read more https://theconversation.com/pasanganmu-percaya-hoaks-dan-teori-konspirasi-ini-5-tip-untuk-menghadapinya-256687

Magazine

Akibat stigma terhadap LGBTQ+, perempuan menjadi korban pernikahan ‘kamuflase’

(Daniid/shutterstock)● Kuatnya stigma terhadap LGBTQ+ memicu pernikahan tidak jujur dan membuat perempuan menjadi korban.● Perempuan berisiko mengalami beban mental dari pasangan, keluarga...

Pasanganmu percaya hoaks dan teori konspirasi? Ini 5 tip untuk menghadapinya

The current socio-political environment has created a context where conspiracy narratives about COVID-19, vaccines, election fraud and other misinformation appear to be flourishing everywhere.(Shutter...

Riset: Bagaimana melibatkan perempuan muda secara bermakna dalam kegiatan pemberdayaan?

Sulit, Kak, menyampaikan apa yang kami sebenarnya rasakan. Ketika ada sesi pertemuan untuk membahas masalah, sumber masalahnya juga ada di ruang yang sama. Jadi, kami pun sungkan menyampaikan apa yang...