Asian Spectator

Men's Weekly

.

Terjebak dalam kebiasaan lama: mengapa guru Indonesia masih kesulitan mengajarkan kemampuan berpikir kritis

  • Written by Maya Defianty, Dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Tarbiyah (FITK), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Terjebak dalam kebiasaan lama: mengapa guru Indonesia masih kesulitan mengajarkan kemampuan berpikir kritis(E. S. Nugraha/Shutterstock)

Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi dan terotomasi, kemampuan berpikir kritis (critical thinking) menjadi hal yang berharga pada abad ke-21. Kemampuan ini membekali pelajar dengan kapasitas untuk mengkritisi dan memilah begitu banyak informasi di ujung jari, serta menganalisis masalah-masalah kompleks untuk...

Magazine

Fasilitas umum kerap rusak saat demo: Bagaimana taksiran kerugiannya?

● Aksi unjuk rasa atau demonstrasi sudah jadi makanan sehari-hari bagi pejabat negara dan instansi Pemerintahan.● Tak jarang aksi demo berujung pada bentrokan yang merusak fasilitas umum.&...

Remaja ‘fatherless’ lebih rentan merokok: Kehadiran ayah sangat penting bagi anak

● Ketidakhadiran sosok ayah (fatherless) berdampak signifikan dalam membentuk ketahanan psikologis dan perilaku anak.● Salah satu dampak negatif fatherless bisa tingkatkan risiko remaja me...

Integrasi pengetahuan lokal sebagai solusi iklim: Belajar dari masyarakat adat Bayan di Lombok

● Masyarakat adat Bayan di Lombok Utara, NTB, punya Wariga sebagai sistem pengetahuan alam yang presisi.● Ada juga arsitektur Bale Bayan yang terbukti tahan gempa dan sistem ‘awiq-aw...